Mohon tunggu...
Titik Hitam
Titik Hitam Mohon Tunggu... -

Aku hanya titik hitam yang ingin mewarnai, memberikan kemanfaatan untuk sesama, tak usah dipikir, aku hanya titik hitam . terima kasih Emak, spiritmu adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berharap

20 Maret 2014   03:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BERHARAP

Sendiri…

Ku bayangkan matahari hatimu terbit

Menyinari gelap kalbu ini!!

Apa yang terjadi dalam hatiku

Yang menanti cerahnnya hadirmu

Hingga kutertidur lagi

Lelap.......

Menungui sang waktu

Dan kupegang erat cinta dihatiku

Dan celoteh kerinduan ini

Terasa indah untuk dirasa

Apakah matahari esok yang terbit masih sama dengan yang kemarin

Datang dan pasti pergi

Akan kah sang  bumi berpihak padaku

Ooo sang surya terangilah sang lubuk sanubariku

Oooo angin hembuskan aroma wangi kasihmu

Kuterdian.....dan yakin

Cinta tidak datng dan pergi

Cinta tidak dapat berhenti

Seperiti rotasi dan revolusi sang bumi

Drama hidup ini mungkin sebuah misteri

Penuh dengan proses

Pengalaman adalah maha guru

Tenangnya sang samudera

Badai pasti akan datang dan pergi

Hitamnnya sang mega..........

Pasti dan belum tentu Hujan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun