Mohon tunggu...
Hadi Saputra
Hadi Saputra Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Magister Hukum keluarga Islam Universitas Islam negeri raden intan lampung

saya adalah Mahasiswa Magister Hukum keluarga Islam Universitas Islam negeri raden intan lampung, blog ini akan dimanfaatkan untuk menulis artikel-artikel tentang ilmu pengetahuan baik dibidang hukum ataupun disiplin ilmu lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fiqh ekologi Kedudukan Manusia sebagai Khalifah

17 Oktober 2024   23:04 Diperbarui: 17 Oktober 2024   23:11 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kedudukan secara bahasa artinya adalah status atau jabatan, di dalam Al-quran surah Al-baqarah ayat 30 allah swt. secara impisit menyatakan bahwa manusia adalah khalifah atau pemimpin dimuka bumi. Allah swt. memberikan kedudukan tersebut kepada manusia bukan tanpa tujuan, sebagaimana layaknya pemimpin maka ada tugas yang di emban dan harus dilaksanakan. diantara tugas manusia dimuka bumi terdapat di dalam surah hud ayat 61, bahwa manusia sebagai pemakmur bumi. dan  Surat Az-Zariyat ayat 56, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah swt. 

melihat kedudukan manusia sebagai khalifah atau pemimpin, tentu ada kekhawatiran sendiri terhadap kemungkinan-kemungkinan penyelewangan yang dapat terjadi terhadap tugas yang amanahkan, hal ini sebagaimana yang dikhawatirkan oleh para malaikat kepada Allah swt. bahwa manusia akan menyebabkan kerusakan dan pertumpahan darah. berbeda dengan malaikat yang senantiasa bertasbih dan memuji Allah swt. akan tetapi Allah memiliki maksud atau tujuan lain yang tidak diketahui oleh makhluknya.

manusia adalah sebaik-baik ciptaan Allah swt. hal ini sebagaimana yang Allah swt katakan dalam surah at-tin ayat    

atas dasar kesempuraan manusia dibandingkan dengan ciptaanya yang menjadikan manusia diberikan amanah untuk menjadi khalifah dimuka bumi dengan tugas sedemikian rupa. manusia dianugerahkan akal dan fikiran yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya agar dapat memaksimalkan potensinya dalam berfikir salah satunya bagaimana agar dapat menjaga dan memakmurkan bumi. diantara upaya yang dapat dilakukan adalah seperti reboisasi, membuang sampah pada tempatnya, dan tidak menggunakan fasilitas alam secara berlebihan demi keberlangsungan alam.

dewasa ini, permasalahan lingkungan semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dan semakin majunya negara-negara di dunia. terkhusus di indonesia permasalahan terkait lingkungan sangat banyak sekali, mulai dari penebangan hutan secara liar, banjir yang disebabkan oleh sampah, pembangunan gedung-gedung yang tidak memikirkan AMDAL didalamnya, dan masih banyak lagi. semua permasalahan-permasalahan itu timbul dan disebabkan oleh manusia itu sendiri. 

oleh karena itu peran manusia sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi haruslah digunakan dengan sebenar-benarnya untuk menjaga kelestarian alam dan keberlangsungan makhluk hidup dibumi. terdapat tiga prinsip dalam tugas manusia dimuka bumi, sebagaimana yang di kutip dari Dr. Agus Hermanto, M.HI. dalam bukunya fikih ekologi. yang salah satunya adalah prinsip Mizan (Keseimbangan): Konsep mizan dalam Islam menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan keseimbangan. Pengelolaan sumber daya alam harus menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah kerusakan yang dapat mengganggu harmoni dan kestabilan lingkungan. sebagaimana tugas seorang pemimpin yaitu memberikan rasa keadilan, dalam konteks ekologis Manusia harus berupaya untuk menciptakan sistem yang adil, di mana semua makhluk hidup, termasuk lingkungan, mendapatkan hak dan perlindungan.

kesimpulan dari materi ini adalah bahwa manusia Allah swt. berikan kedudukam sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi dengan mengemban berbagai tugas diantaranya yaitu; beribadah kepada Allah swt dan memakmurkan bumi. memakmurkan atau merawat bumi dapat dilakukan dengan cara reboisasi dan tidak menggunakan fasilitas alam secara berlebihan. hal ini bertujuan agar manusia dapat memberikan rasa keadilan terhadap makhluk hidup yang ada di bumi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun