Jejak Hujan di Jendela
Hari itu, hujan turun dengan derasnya, membasahi seluruh kota. Di tengah keheningan petang, Elsa duduk di depan jendela kamarnya, memandangi tetes-tetes air yang berlomba-lomba menari di kaca. Hatinya pun turut terbawa oleh irama hujan yang lembut.
Tiba-tiba, sebuah bayangan berlalu di luar jendela. Elsa merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia melirik ke arah luar dan terperangah. Seorang pria dengan mantel hitam melintas, membawa payung merah besar yang kontras dengan warna kelam langit. Tatapan mata mereka bertemu sejenak sebelum pria itu menghilang di balik gerimis.
Elsa merasa penasaran. Siapakah pria itu? Apa yang sedang dia lakukan di tengah hujan seperti ini? Tanpa berpikir panjang, Elsa bergegas keluar dari kamar dan mengejar bayangan pria tersebut.
Di lorong-lorong basah kota, Elsa terus berjalan mengikuti jejak pria tersebut. Setiap langkahnya semakin menambah ketertarikan dan keingintahuannya. Hujan tak lagi membuatnya peduli, dia hanya fokus pada tugas mulianya: mengejar pria misterius itu.
Akhirnya, pria itu berhenti di depan sebuah toko buku tua. Elsa memandang dari kejauhan, melihat pria itu berbicara dengan seorang pria tua di balik meja. Mereka tertawa, dan pria tua itu memberikan sebuah buku tebal kepada pria misterius itu.
Elsa memutuskan untuk mendekat. Dia masuk ke toko buku itu, dan lonceng kecil di pintu berbunyi. Pria misterius itu menoleh, dan tatapan mata mereka bertemu lagi. Kali ini, dia tersenyum.
"Aku tahu kamu mengikuti aku sejak tadi," kata pria misterius dengan suara lembut.
Elsa tersipu malu, namun dia juga merasa tertarik dengan pria itu. Mereka pun mulai berbincang, dan pria misterius itu mengungkapkan bahwa dia adalah penulis buku-buku petualangan yang sangat Elsa kagumi. Mereka berdua terlibat dalam percakapan yang penuh gairah tentang tulisan, hujan, dan kehidupan.
Sejak hari itu, Elsa dan pria misterius itu, yang ternyata bernama Leo, sering bertemu di toko buku tersebut. Mereka saling berbagi cerita, impian, dan tawa. Elsa menemukan inspirasi baru dalam setiap cerita petualangan Leo, sementara Leo menemukan kehangatan dan dukungan dalam sosok Elsa.
Cerita mereka pun menjadi seperti sebuah kisah petualangan dalam hidup nyata. Jejak hujan di jendela kini tidak hanya mengingatkan Elsa pada hujan, tetapi juga pada pertemuan tak terduga yang membawa cahaya baru dalam hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H