Mohon tunggu...
Hadi Prasetiyo
Hadi Prasetiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Instrument Engineer | Undergraduate Degree of Electrical Engineering

Instrument Engineer at RDMP JO Balikpapan | Undergraduate Degree of Electrical Engineering at Universitas Jenderal Achmad Yani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pangeran Antasari

29 Juni 2024   16:03 Diperbarui: 29 Juni 2024   16:38 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pangeran Antasari adalah seorang tokoh penting dalam sejarah perjuangan melawan kolonialisme di Indonesia, khususnya di wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah dan perjuangannya:

Latar Belakang

Pangeran Antasari lahir dengan nama Masjid Muhammad Antasari pada 1809 di Kerajaan Banjar, Kalimantan Selatan. Ia adalah anggota keluarga kerajaan Banjar dan memiliki garis keturunan bangsawan. Antasari dikenal sebagai seorang yang berani dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

Awal Karier dan Perjuangan

Pada pertengahan abad ke-19, Belanda semakin memperkuat kekuasaan kolonialnya di wilayah Indonesia, termasuk di Kalimantan Selatan. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat dan bangsawan Banjar, termasuk Pangeran Antasari.

Pada 1859, Pangeran Antasari memulai perlawanan terhadap kolonial Belanda yang dikenal sebagai Perang Banjar (1859-1906). Perang ini adalah upaya untuk mengusir penjajah Belanda dari tanah Banjar dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan kerajaan Banjar.

Kepemimpinan dalam Perang Banjar

Pangeran Antasari menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dalam mengorganisir perlawanan. Ia berhasil mempersatukan berbagai elemen masyarakat, termasuk para bangsawan, ulama, dan rakyat biasa, untuk melawan Belanda. Perjuangan Pangeran Antasari tidak hanya berlangsung di medan perang, tetapi juga melalui strategi diplomasi dan kerja sama dengan kerajaan-kerajaan lain di Kalimantan.

Perang Gerilya

Karena kekuatan militer Belanda yang lebih superior, Pangeran Antasari dan pasukannya sering menggunakan taktik perang gerilya, memanfaatkan pengetahuan mereka tentang medan dan hutan-hutan di Kalimantan. Perlawanan yang gigih ini membuat Belanda kesulitan untuk menundukkan mereka.

Akhir Hayat

Pangeran Antasari meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 1862 akibat penyakit cacar. Meskipun ia meninggal, semangat perjuangannya terus hidup di kalangan rakyat Banjar. Pangeran Antasari dianggap sebagai pahlawan nasional yang berjasa besar dalam melawan kolonialisme dan memperjuangkan kemerdekaan.

Warisan dan Penghormatan

Pada tanggal 3 Agustus 1968, pemerintah Indonesia mengangkat Pangeran Antasari sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam melawan penjajahan Belanda. Namanya diabadikan menjadi nama jalan, sekolah, dan berbagai institusi lainnya di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan.

Pangeran Antasari menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan. Perjuangannya menginspirasi generasi berikutnya untuk terus berjuang melawan penindasan dan mempertahankan kedaulatan bangsa.

Dengan demikian, Pangeran Antasari adalah tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun