2. Halaman web guru yang tidak hanya berisi data tulisan.
Setelah dinyatakan lulus dari seleksi pendafataran marketplace, Seorang calon guru memiliki sebuah halaman web yang berisikan biodata diri, pengalaman mengajar, prestasi selama menjadi guru dua tahun, karya guru yang bisa berupa tulisan, vidio, aplikasi dan media pembelajaran. Didalam halaman guru tersebut tidak hanya berbentuk tulisan saja, tapi dibagian karya dan prestasi berupa foto sertifikat prestasi, karya vidio, link tulisan jurnal atau opini guru tersebut dan foto karya media pembelajaran. Sehingga dapat menarik perhatian sekolah yang ingin merekrut guru tersebut dan dihalaman itu juga terdapat minimun salary yang telah ditetapkan.
3. Jumlah pendapatan guru honorer akan meningkat.
konsep pendapatan guru di marketplace  ditetapkan sesuai dengan kualitas guru tersebut. Pada saat awal dinyatakan lulus seleksi salary pendapatan guru tersebut berkisar 1.500.000 sampai 2.000.000, sesuai dengan kualitas mikroteaching, karya guru dan lama pengalaman guru tersebut. Untuk memotivasi guru, ada kenaikan salary pendapatan dari 2.000.000 sampai 4.000.000 jika guru tersebut terus membuat karya, tulisan dan memiliki prestasi individu maupun mengangkat prestasi sekolah pertahunnya. Dan apabila pihak sekolah tidak menyanggupi persyaratan tersebut maka guru tersebut bisa melaporkan ke dinas pendidikan yang menaungi marketplace untuk ditindak lanjuti dengan beberapa opsi yaitu pihak maketplace mencarikan sekolah baru untuk guru tersebut atau menegur sekolah tersebut. Begitu juga sebaliknya jika ada pelanggaran dan penurunan kualitas guru tersebut, sekolah bisa melaporkan guru tersebut ke dinas pendidikan yang menaungi marketplace. dan diberi teguran atau dicopot jabatannya.
Dari ketiga ide tersebut, penulis menyimpulkan kualitas seorang guru harus diapresiasi dan diberdayakan melalui sebuah wadah yang dapat dilihat dan dipelajari oleh guru dan pihak sekolah. Dengan adanya marketplace yang menampung guru - guru yang berkualiatas dan berprestasi membuat kualitas pembalajaran di sekolah meningkat. karena guru tersebut memiliki metode, keperibadian yang berkualitas. Namun ada sebuah catatan kecil dari ide tersebut adalah kemendikbud harus menjadi fasilitator dalam menciptakan guru - guru tersebut melalui pelatihan strategi pembelajaran, pembuatan media pembelajaran dan kepribadian guru unggul. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan ada sebuah improvisasi dan penerapan di sekolah. Semoga dengan tulisan ini kualitas dan kesejahteraan guru bisa meningkat, aamiin.
Terima kasih telah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H