Mohon tunggu...
Hadi Mustofa Djuraid
Hadi Mustofa Djuraid Mohon Tunggu... -

Jurnalis dan Penulis Buku 'Jonan & Evolusi Kereta Api Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Jonan & Evolusi Jilid Dua KAI

1 Maret 2014   21:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang masuk dalam kategori kecelakaan kereta api adalah tabrakan antar ketera api atau anjlokan. Kecelakaan antara kereta api dan moda transportasi darat lainnya seperti di perlintasan Bintaro, 9 Desember 2013, masuk kategori kecelakaan lalu lintas, bukan kecelakaan kereta api.


Data dari KNKT, rate of accident(ROA) kereta api tahun 2013 adalah yang terendah dalam tujuh tahun terakhir.

Tahun 2007, ROA tercatat mencapai 0,302. Tahun 2009 ketika Ignasius Jonan mulai memimpin KAI, ROA tercatat sebesar 0,166. Tahun 2013 ROA turun hingga mencapai 0,037.

Selama tahun 2013 tidak terjadi sama sekali tabrakan antarkereta. Terjadi beberapa kasus anjlokan, tetapi tidak ada korban meninggal. Dengan kata lain korban meninggal dunia dalam kecelakaan kereta api selama 2013 nihil.

Ini tentu prestasi yang layak diapresiasi. Keselamatan, dalam kamus Jonan, adalah segala-galanya. Kepada seluruh jajaran KAI di menekankan sebuah kredo: lebih baik tidak pernah berangkat daripada tidak pernah sampai. Kredo itu diterjemahkan dalam serangkaian sistem dan prosedur, juga disiplin petugas, yang menghasilkan prestasi luar biasa itu.

“Kita memang belum bisa zero accident karena masih terjadi anjlokan. Tapi kita bisa mencapai zero casualities atau tanpa korban jiwa,” kata Jonan dalam sebuah kesempatan.

Anjlokan bisa terjadi karena berbagai sebab. Bisa karena faktor alam, faktor teknis, faktor sarana dan prasarana, bisa juga human error. Jonan menilai seharusnya anjlokan bisa lebih ditekan dan diminimalisasi, dengan meningkatkan disiplin dan kepedulian seluruh korsa dan bagian di KAI.

“Sangat disesalkan sekali angka anjlokan masih tinggi. Semua yang bertanggungjawabdiberikan sanksi yang setimpal dan dimutasi ke daerah yang lebih ringan untuk menghindari kekhilafan di kemudian hari,” tulis Jonan di grup milis KAI.

Ketika ditanya wartawan apa pertimbangan mengangkat kembali Jonan untuk periode kedua, Menteri BUMN Dahlan Iskan menjawab singkat: "Karena kinerjanya luar biasa bagus."

Dengan rapor luar biasa bagus, tidakkah Jonan layak "naik kelas", misalnya memimpin BUMN yang lebih besar?

Peluang seperti itu bukannya tidak ada. Seorang pejabat tinggi sebuah kementerian teknis menyempatkan datang ke Stasiun Gambir, untuk meminta kesediaan Jonan memimpin sebuah BUMN yang lebih mentereng dan prestisius.

Karena sifatnya penawaran, bukan penugasan, Jonan punya pilihan untuk menolak atau menerima. Dia memilih untuk menolak.

Alasannya, BUMN itu memang lebih besar dan prestisius dibanding KAI, tapi aktifitas dan kinerjanya tidak berdampak langsung kepada publik secara luas. "Kalau cuma mengejar jabatan dan uang yang lebih besar tapi tidak ada korelasinya dengan kepentingan masyarakat luas, lebih baik saya kerja di swasta saja. Gaji besar, tidak ada risiko hukum. Saya memilih tetap di KAI supaya bisa memberi kontribusi pada peningkatanpelayanan kepada masyarakat," kata Jonan.

Ketika pejabat itu minta dia untuk memikirkan dulu tawaran tersebut, Jonan menegaskan dia sudah memikirkan dan sudah memutuskan.

Jonan selalu menyebut perubahan yang terjadi di KAI selama ini adalah sebuah evolusi. Tentu layak ditunggu pelayanan publik seperti apa yang akan dia kembangkan di jilid kedua evolusiKAI. Yang pasti banyak pekerjaan rumah harus dibereskan.

Pada sesi tanya jawab di Financial Club itu, sejumlah persoalan kembali diungkap. Seperti Commuter Line yang makin tidak nyaman karena penumpang makin berjubel, kualitas toilet yang tidak seragam pada KA jarak jauh, dan sebagainya.

Terkait Commuter Line, dia memastikan jumlah rangkaian dan perjalanan akan terus ditambah. Tapi dia tidak berani menjanjikan penumpang akan merasakan kenyamanan yang diinginkan. Sebab dengan harga yang sangat murah, bisa dipastikan penumpang akan terus membludak.

Seorang peserta dalam dialog tersebut bertanya, apa yang akan dilakukan Jonan pada periode kedua kepemimpinannya di KAI?

Dengan enteng dia menjawab, "Waktu Pak Dahlan Iskan menugaskan saya lagi, beliau tidak tanya apa yang akan saya kerjakan. Pak Menteri saja gak tanya, jadi maaf, saya tidak menjawab pertanyaan Anda."

Jonan memang tidak suka mengobral rencana kepada publik. Dia lebih memilih mengerjakan saja apa yang dia rencanakan.

Dalam email pertama setelah jadi CEO untuk jilid kedua, ia merinci sejumlah persoalan yang harus mendapat perhatian serius seluruh jajaran KAI. Persoalan di seputar Commuter Line dan toilet di rangkaian KA jarak jauh, termasuk yang dia tekankan untuk menjadi prioritas.

Jonan menyebut tekadnya untuk terus memperbaiki KAI dari berbagai spektrum korporasi maupun spektrum perkeretaapian secara logis, sehat, dan berkesinambungan.

Untuk itu dia mengajak seluruh jajaran KAI terus meningkatkan kepedulian kepada tugas. Setiap pekerjaan harus berorientasi pada peningkatan pelayanan. Setiap pekerjaan harus memikirkan bagaimana penumpang atau pelanggan bereaksi atas pekerjaan tersebut.

Dia menyebut, KAI bisa berubah menjadi lebih baik karena kontribusi semua unsur. Mulai dari direksi hingga akar rumput. Perubahan terjadi bukan karena perencanaan yang hebat, tapi karena semua memberikan kontribusi: satu perbuatan baik setiap hari, satu perbaikan setiap hari.

Semangat itu akan tetap dia usung dalam lima tahun ke depan. Semangat yang terbukti membuahkan kinerja yang -kata Dahlan Iskan- luar biasa bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun