perempuan itu mengganti pandangannya, menatap gelas-gelas teh kali ini dengan senyum penuh kebencian. dalam beberapa detik gelas-gelas itu berubah posisi.
sedang ber mil-mil jauh disana seorang pria dengan suara mantap " saya terima.............."
kemudian yang lain bersahut "SAH!!! SAH!!! SAH!!!"
*dan sekali lagi bulir-bulir bening jatuh mengalir menyatu dengan sisa teh yang tak beraturan, kemudian membeku. gelas-gelas teh mulai mengutuki diri karena tak mampu menghentikan duka di depan mereka.
"bukan salahmu, juga salahku. hanya dia datang tak tepat waktu. sedang ikhlas tak cukup menjadi sahabatku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H