Mohon tunggu...
Hadifah IkraminaJasmi
Hadifah IkraminaJasmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecerdasan Multiple Intelligences Berpikir Matematis

3 Juli 2023   11:02 Diperbarui: 3 Juli 2023   11:10 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan tolak ukur bagi siswa untuk mengembangkan kecerdasan, kepribadian, spiritual, dan kemampuan bersosialisasi dalam ranah masyarakat. Dengan adanya pendidikan manusia dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam perilaku dan ilmu pengetahuan. Keberhasilan suatu pendidikan dapat terlaksana dengan baik apabila proses pembelajaran diterapkan secara efesien dan aktif di kelas terutama pada mata pelajaran matematika.

Model pembelajaran matematika berpengaruh terhadap penekanan pada perubahan siswa dalam proses belajar. Perubahan ini menggeser fokus dalam model pendidikan matematika di berbagai negara. Kini, fokus lebih ditujukan pada penguasaan keterampilan. Keterampilan rutin yang bersifat mekanis menjadi penting, di mana siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal matematika dengan cepat dan akurat menggunakan strategi yang diajarkan di sekolah, meskipun tanpa memahaminya secara mendalam.

Ruggiero dan Johnson menyampaikan bahwa berpikir kritis adalah suatu keterampilan hidup dan kegemaran berpikir yang dapat diperoleh oleh individu mana pun, Oleh karena itu, penting bagi hobi berpikir kritis ini untuk diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga sekolah atas. Selain itu, perlu diakui bahwa setiap siswa memiliki cara berpikir yang berbeda dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah matematika. Pemikiran matematis menekankan pentingnya siswa dalam merencanakan strategi. Tugas siswa setelah memilih strategi adalah memecahkan masalah dengan memperoleh ide-ide dari berbagai sumber, membandingkan strategi solusi dengan pengalaman atau teori sebelumnya, mengembangkan ide-ide tersebut, dan menarik kesimpulan dari hasilnya.

Tentu saja, ketika siswa kritis, itu mempengaruhi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah matematika, tetapi pada kenyataannya kemampuan siswa masih kurang, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang pandai matematika akan kurang berpikir kritis. Multiple Intelligences di mana keterampilan metakognitif meliputi kesadaran dan pemahaman seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri, sementara kemampuan berpikir matematis mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah, menganalisis informasi, dan menggunakan konsep matematika secara efektif. adalah yang terpenting. Hal ini dapat diamati pada siswa yang semuanya memiliki kecerdasan majemuk. Kecerdasan siswa mengenal tahapan belajar dan merupakan perkembangan proses berpikir siswa melalui kesadaran agar siswa memahami dengan cara yang secara tidak langsung mempengaruhi kemampuan berpikir siswa.

Konsep multiple intelligence (MI) juga mengemukakan bahwa setiap individu memiliki delapan kecerdasan atau lebih. Siswa mampu dengan jelas merumuskan persamaan matematika. Siswa dapat dengan jelas merumuskan rumus matematika, membedakan, membandingkan, mengintegrasikan, mengklasifikasikan variabel, menganalisis, mengevaluasi, menganggap, membenarkan, mengkritik, memprediksi, merencanakan, membangun, merancang, menghasilkan, menemukan, memperbarui, memecahkan, memperkuat, memperindah, dan merakit. Model ini yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika adalah jawaban yang lebih terstruktur.

Pendidikan merupakan tolak ukur bagi siswa untuk mengembangkan kecerdasan, kepribadian, spiritual, dan kemampuan bersosialisasi dalam ranah masyarakat. Dengan adanya pendidikan manusia dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam perilaku dan ilmu pengetahuan. Keberhasilan suatu pendidikan dapat terlaksana dengan baik apabila proses pembelajaran diterapkan secara efesien dan aktif di kelas terutama pada mata pelajaran matematika.

Model pembelajaran matematika berpengaruh terhadap penekanan pada perubahan siswa dalam proses belajar. Perubahan ini menggeser fokus dalam model pendidikan matematika di berbagai negara. Kini, fokus lebih ditujukan pada penguasaan keterampilan. Keterampilan rutin yang bersifat mekanis menjadi penting, di mana siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal matematika dengan cepat dan akurat menggunakan strategi yang diajarkan di sekolah, meskipun tanpa memahaminya secara mendalam.

Ruggiero dan Johnson menyampaikan bahwa berpikir kritis adalah suatu keterampilan hidup dan kegemaran berpikir yang dapat diperoleh oleh individu mana pun, Oleh karena itu, penting bagi hobi berpikir kritis ini untuk diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga sekolah atas. Selain itu, perlu diakui bahwa setiap siswa memiliki cara berpikir yang berbeda dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah matematika. Pemikiran matematis menekankan pentingnya siswa dalam merencanakan strategi. Tugas siswa setelah memilih strategi adalah memecahkan masalah dengan memperoleh ide-ide dari berbagai sumber, membandingkan strategi solusi dengan pengalaman atau teori sebelumnya, mengembangkan ide-ide tersebut, dan menarik kesimpulan dari hasilnya.

Tentu saja, ketika siswa kritis, itu mempengaruhi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah matematika, tetapi pada kenyataannya kemampuan siswa masih kurang, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang pandai matematika akan kurang berpikir kritis. Multiple Intelligences di mana keterampilan metakognitif meliputi kesadaran dan pemahaman seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri, sementara kemampuan berpikir matematis mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah, menganalisis informasi, dan menggunakan konsep matematika secara efektif. adalah yang terpenting. Hal ini dapat diamati pada siswa yang semuanya memiliki kecerdasan majemuk. Kecerdasan siswa mengenal tahapan belajar dan merupakan perkembangan proses berpikir siswa melalui kesadaran agar siswa memahami dengan cara yang secara tidak langsung mempengaruhi kemampuan berpikir siswa.

Konsep multiple intelligence (MI) juga mengemukakan bahwa setiap individu memiliki delapan kecerdasan atau lebih. Siswa mampu dengan jelas merumuskan persamaan matematika. Siswa dapat dengan jelas merumuskan rumus matematika, membedakan, membandingkan, mengintegrasikan, mengklasifikasikan variabel, menganalisis, mengevaluasi, menganggap, membenarkan, mengkritik, memprediksi, merencanakan, membangun, merancang, menghasilkan, menemukan, memperbarui, memecahkan, memperkuat, memperindah, dan merakit. Model ini yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika adalah jawaban yang lebih terstruktur.

Sumber :

(Raden & Lampung, 2017)Raden, U. I. N., & Lampung, I. (2017). 1; 2 1,2. 187--196.

Hadifah Ikramina Jasmi

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun