Sungguh keterlaluan media televisi. Soal politik dibawa-bawa ke soal olahraga (sepakbola). Publik hanya dijadikan objek keserakahan dan perang antar pemilik media.
Sekarang berita soal kompetisi sepakbola nasional di televisi satu dengan yang lainnya sungguh bertolak belakang. Tergantung siapa owner dari televisi tersebut. Sebagai contoh kalau Anda nonton Metro Sport maka beritanya adalah soal kehebatan IPL (Indonesian Premier league) dan menjelek-jelekkan ISL (Indonesian Super League), begitu juga sebaliknya kalau Anda nonton berita olahraga di TV One atau ANTV maka yang diberitakan adalah kehebatan ISL dan menjelek-jelekan IPL. Perang antara Paloh dan Bakrie sangat kelihatan di sini.
Kalau di jaman Nurdin yang syah itu ISL dan yang "liar" adalah IPL maka kalau sekarang sebaliknya. Pihak IPL selalu berdalih bahwa inilah kompetisi yang syah, yang satunya lagi (ISL) adalah ilegal. Kabarnya TV MNC group akan menyiarkan semua pertandingan IPL, mungkin karena ownernya punya ikatan politik sama owner metro TV. Maka bersiaplah para pemirsa untuk melihat suatu kompetisi yang hanya disiarkan oleh salah satu pihak dan dihujat oleh pihak lain. Sebagai konsumen berita kita tidak punya banyak pilihan.
Yang jadi korban adalah para pemain timnas. Kalau jamannya Nurdin yang masuk timnas hanya mereka yang berasal dari ISL, sekarang sebaliknya, Djohar Arifin mungkin hanya memanggil para pemain IPL untuk bergabung di timnas. Maka bersiaplah tim-tim yang bergabung di ISL untuk gigit jari karena pemain mereka mungkin tidak akan masuk skuad timnas sehabat apapun kwalitas permainannya.
Menurut saya solusinya adalah : adakan kongres luar biasa PSSI dan pilih ketua umum yang bebas dari campur tangan para pemilik modal. Ketua umum PSSI tidak boleh "berbau" Bakrie atau Panigoro. Selama ada boneka Bakrie dan Panigoro di tubuh PSSI maka tidak akan ada solusi untuk kebaikan sepakbla kita.
Sekarang saya menghimbau Anda sekalian untuk memboikot berita olahraga di TV-TV swasta yang saya sebutkan di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H