semua tampak biasa, semua biasa dan terasa “sakit diperjuangkan”
hidup membawa ranumnya Juminten hilang dibawa pedih
hidup pula lah yang menyakitkan ranumnya juminten.
hidup pula lah yang yang mengakhir persimpangan jalan.
salah siapa ?
tidak salah hidup, tidak pula salah juminten
perjuangan hidup untuk sedikit asa yang hilang sahaja hingga mampu ia berdiri walau itu sakit.
Juminten ia dalam ranum harus menjual kenikmatan walau sakit itu nyata demi asa yang terkaburkan.
akhir persinggahan beratapkan langit malam dan bertirai kelambu kenikmatan palsu.
by. Darmanto Hadi
*bukan salah juminten