Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII Yogyakarta)

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus berusaha belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya pelajari. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya lebih banyak mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat merancang konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan senantiasa komit terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya selalu mencoba berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Supervisor dan Person in Charge (PIC) Proyek, yang Penting Kita Ketahui?!

2 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   11:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dok. Pribadi (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII, Angkatan Th, 2024)

Oleh. Hadian M. Irfani

Dunia manajemen proyek, khususnya dalam bidang Teknik Sipil, keberhasilan proyek tidak hanya ditentukan oleh perencanaan yang matang, tetapi juga oleh bagaimana proyek tersebut dieksekusi di lapangan. Dua peran yang krusial dalam memastikan jalannya proyek yang efektif adalah Supervisor dan Person In Charge (PIC). 

Meskipun kerap kali dianggap serupa, kedua peran ini memiliki tanggung jawab dan fungsi yang berbeda, yang penting untuk dipahami oleh semua yang terlibat dalam proyek. Memahami peran serta tanggung jawab dari Supervisor dan PIC dapat membantu menghindari kebingungan di lapangan dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Supervisor umumnya bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya proyek sehari-hari. Mereka adalah garis depan pengawasan yang memastikan bahwa semua kegiatan di lapangan sesuai dengan rencana kerja, standar kualitas, dan jadwal yang disepakati. Selain itu, Supervisor juga berperan sebagai penghubung antara pekerja lapangan dan manajemen proyek, memastikan adanya komunikasi yang efektif dan efisien. 

Di sisi lain, PIC adalah individu yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap aspek-aspek spesifik dari proyek. Mereka menangani berbagai hal mulai dari perencanaan sumber daya hingga pelaporan kemajuan proyek kepada manajemen tingkat atas. Dengan demikian, PIC lebih berfokus pada aspek strategis dan manajerial, sedangkan Supervisor lebih terlibat dalam operasional harian.

Meskipun memiliki perbedaan, Supervisor dan PIC juga memiliki persamaan dalam beberapa hal. Keduanya harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, keterampilan pemecahan masalah yang efektif, serta kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan. Keduanya juga memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan waktu, kualitas, dan biaya yang telah ditentukan.

 Dengan demikian, Supervisor dan PIC harus bekerja sama, saling mendukung dan melengkapi untuk mencapai kesuksesan proyek secara keseluruhan. Memahami dengan jelas tugas pokok dan fungsi masing-masing akan membantu mengoptimalkan jalannya proyek, serta meminimalisir potensi konflik dan kesalahpahaman di lapangan.

Diskusi dan Pembahasan

Ketika sebuah proyek dimulai, langkah pertama yang krusial adalah mendefinisikan tanggung jawab dan peran dari setiap anggota tim, khususnya peran Supervisor dan PIC. Keduanya berperan penting dalam memastikan bahwa proyek berjalan lancar dan mencapai tujuannya. Mari kita telaah lebih dalam perbedaan dan persamaan tugas pokok Supervisor dan PIC.

Supervisor bertindak sebagai jembatan antara perencanaan dan pelaksanaan. Mereka bertanggung jawab untuk menerjemahkan rencana proyek ke dalam tindakan konkrit yang harus dilakukan di lapangan. Ini melibatkan pengarahan tim pekerja, memberikan instruksi yang jelas, serta memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar keselamatan dan regulasi yang berlaku. Supervisor harus memiliki pemahaman teknis yang mendalam serta kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah sebelum terjadi.

Di sisi lain, PIC berfokus pada pengawasan dari sudut pandang yang lebih luas. Tanggung jawab mereka tidak hanya pada pelaksanaan, tetapi juga pada perencanaan strategis dan manajerial. PIC harus memastikan bahwa setiap aspek dari proyek berjalan sesuai dengan rencana awal, mengelola anggaran, mengawasi jadwal, dan memfasilitasi komunikasi antara berbagai departemen dan pemangku kepentingan. 

Mereka adalah orang yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tujuan jangka panjang proyek tetap di jalurnya.

Dalam hal pengawasan operasional, Supervisor lebih terlibat secara langsung dibandingkan PIC. Mereka berada di lapangan, memonitor kegiatan harian, dan bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah yang mungkin muncul. 

Dengan demikian, Supervisor harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, pemahaman teknis yang mendalam, serta kepekaan terhadap kondisi lapangan untuk menangani perubahan dengan tepat.

Sebaliknya, PIC harus memiliki kemampuan analisis dan manajemen yang lebih tajam. Mereka harus dapat mengkaji laporan, mengevaluasi progres, dan membuat keputusan berbasis data. Ini membutuhkan keterampilan untuk memahami detail-detail proyek sambil memandang gambaran besar, memadukan informasi dari berbagai sumber untuk membuat keputusan yang tepat.

Keduanya, baik Supervisor maupun PIC, harus memastikan bahwa komunikasi antara semua pihak yang terlibat dalam proyek berjalan lancar. Komunikasi yang efektif sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman dan memastikan bahwa semua orang berada pada halaman yang sama mengenai sasaran dan kemajuan proyek. Ini berarti Supervisor perlu menyampaikan perkembangan dan tantangan dari lapangan kepada PIC, sementara PIC harus mengkomunikasikan kebijakan dan rencana strategis kepada Supervisor.

Selain itu, baik Supervisor maupun PIC bertanggung jawab untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak eksternal seperti klien, kontraktor, dan pemasok. Sementara Supervisor mungkin lebih sering berhubungan dengan subkontraktor dan tim lapangan, PIC perlu memastikan bahwa hubungan dengan klien utama dan pemangku kepentingan lainnya terjaga dengan baik dan kebutuhan mereka terpenuhi.

Mengenai pengelolaan kualitas, Supervisor berfokus pada implementasi standar kualitas di lapangan. Mereka harus memastikan bahwa semua pekerjaan memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan ini, PIC bertanggung jawab untuk mengawasi prosedur pengendalian kualitas dari sudut pandang yang strategis, termasuk persetujuan akhir sebelum proyek selesai.

Pengelolaan waktu juga menjadi aspek penting dalam tugas mereka. Supervisor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerjaan diselesaikan sesuai dengan jadwal harian, sementara PIC harus memastikan bahwa keseluruhan proyek tetap berada dalam jadwal yang direncanakan. Ini membutuhkan kemampuan untuk membuat dan menyesuaikan jadwal kerja, serta mengidentifikasi dan menanggapi risiko keterlambatan dengan cepat dan efektif.

Dalam hal biaya, peran Supervisor adalah untuk memantau dan mengendalikan penggunaan sumber daya sehari-hari untuk memastikan efisiensi biaya. Sementara itu, PIC bertanggung jawab untuk menjaga keseluruhan anggaran proyek sesuai target, melakukan analisis biaya-manfaat, serta menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan.

Kolaborasi dan sinergi antara Supervisor dan PIC sangat penting untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek. Meskipun mereka memiliki tanggung jawab masing-masing, keduanya harus bekerja sama untuk mencapai hasil yang optimal. Keduanya harus saling berbagi informasi, bekerja dengan koordinasi yang baik, serta saling mendukung dalam pengambilan keputusan.

Untuk memastikan kerjasama yang efektif, perlu adanya pemahaman yang jelas mengenai batasan dan tanggung jawab masing-masing, serta adanya komunikasi yang terbuka dan konstruktif. Selain itu, mereka juga harus beradaptasi terhadap perubahan yang tidak terhindarkan dalam setiap proyek, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

Dalam beberapa proyek, peran Supervisor dan PIC mungkin saja tumpang tindih, namun penting untuk selalu menjaga keseimbangan antara pengawasan operasional dan strategis. Memastikan bahwa tugas dan tanggung jawab masing-masing jelas sejak awal dapat mencegah terjadinya konflik dan menjamin kelancaran pelaksanaan proyek.

Akhirnya, sukses sebuah proyek tidak bisa hanya disandarkan pada satu individu atau satu peran saja. Keberhasilan proyek adalah buah dari kolaborasi yang efektif antara semua anggota tim, khususnya antara Supervisor dan PIC. 

Mereka harus saling mendukung, mengisi kekurangan satu sama lain, dan bekerja menuju tujuan yang sama dengan semangat dan dedikasi yang tinggi. Dengan pemahaman dan pelaksanaan tugas yang baik, proyek dapat mencapai hasil yang memuaskan, memenuhi tujuan anggaran, waktu, serta standar kualitas yang telah ditetapkan.

Simpulan

Dari pembahasan yang telah kita jabarkan, dapat disimpulkan bahwa peran Supervisor dan PIC dalam proyek adalah krusial dan saling melengkapi. Supervisor bertanggung jawab untuk mengawasi operasional harian di lapangan, memastikan bahwa setiap elemen konstruksi dilaksanakan sesuai standar yang ditetapkan, serta mengatasi permasalahan teknis yang mungkin muncul. 

Sementara itu, PIC berperan dalam pengawasan strategis proyek, mengelola perencanaan, anggaran, dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai timeline yang telah ditetapkan. Kedua peran ini harus berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik demi kesuksesan proyek.

Kesamaan keterampilan yang dibutuhkan oleh Supervisor dan PIC adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kepemimpinan, dan pemecahan masalah. Walaupun fokus mereka berbeda. 

Supervisor lebih terlibat dalam operasional dan PIC lebih ke manajerial. Keduanya harus memiliki tujuan yang sama, yakni penyelesaian proyek yang tepat waktu, sesuai anggaran, dan berkualitas tinggi. Sinergi antara kedua peran ini sangat penting untuk meminimalisir konflik, memastikan efisiensi, dan mencapai hasil yang optimal.

Akhirnya, keberhasilan dalam proyek teknik sipil sangat dipengaruhi oleh kemampuan kolaborasi dan koordinasi antara semua pihak yang terlibat. Dengan pemahaman yang jelas mengenai tugas pokok dan tanggung jawab masing-masing, serta komunikasi yang baik di antara Supervisor dan PIC, proyek dapat dijalankan dengan lebih lancar dan efisien. 

Ini akan menghasilkan kesuksesan dalam memenuhi setiap target yang telah ditetapkan, baik dari aspek waktu, biaya, maupun kualitas ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab

Kaliurang, 2 Desember 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun