Bagi masyarakat Asia Tenggara lainnya, adaptasi teknologi tahan gempa yang dilakukan Jepang menjadi pelajaran penting bahwa bencana alam tidak bisa dihindari tetapi dampaknya dapat dikurangi.
Misalnya, di Thailand, riset tentang teknologi bangunan tahan gempa mulai difokuskan pada penyesuaian dengan struktur bangunan lokal yang tradisional tetapi memiliki potensi untuk diperkuat.
Usaha untuk mengombinasikan teknologi mutakhir dengan desain arsitektur tradisional menjanjikan hasil yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis. Menurut Dr. Chaiyah Kahaw, seorang ahli arsitektur dari Universitas Chulalongkorn, memadukan seni dan teknologi merupakan cara untuk mendukung keberlanjutan sekaligus ketahanan.
Indonesia dengan kekayaan budaya arsitekturnya juga berpotensi untuk mengadopsi pendekatan serupa. Keberadaan rumah adat seperti Rumah Gadang di Sumatra Barat yang telah terbukti tahan terhadap gempa selama ratusan tahun menjadi bukti bahwa arsitektur tradisional bisa diselaraskan dengan teknologi modern.
Dengan mengamati berbagai pendekatan dari Tokyo ke kota-kota di Asia Tenggara lainnya, terlihat jelas bahwa penyesuaian teknologi memerlukan perhatian pada konteks budaya, geografis, dan ekonomis lokal. Perbedaan dalam implementasi ini adalah kekuatan yang dapat digunakan untuk mendorong inovasi dan kolaborasi lintas negara.
Kolaborasi internasional dan dukungan dari para pakar teknik sipil menjadi sangat penting dalam mewujudkan hal ini. Seminar, workshop, dan simposium yang diadakan secara internasional dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan terbaru dan membahas metode praktis yang telah diverifikasi di lapangan.
Pada akhirnya, tujuan dari adaptasi teknologi bangunan tahan gempa tidak hanya untuk memperkuat struktur melawan kekuatan alam tetapi juga untuk melindungi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Teknologi adalah alat, tetapi penyesuaiannya dengan konteks lokal serta dukungan komunitas menjadi faktor penentu keberhasilan.
Jadi, dengan potensi yang ada, dari Tokyo ke Jakarta dan ke seluruh Asia Tenggara, kita bisa bersama-sama membangun masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan. Inovasi dan adaptasi teknologi harus terus dilakukan, kita selalu ingat bahwa keamanan dan keselamatan manusia adalah prioritas utama yang tidak dapat ditawar?!
Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Kaliurang, 13 November 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H