Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII Yogyakarta)

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus berusaha belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya pelajari. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya lebih banyak mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat merancang konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan senantiasa komit terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya selalu mencoba berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Desain Eksterior yang Berkelanjutan: Tantangan dan Solusi di Tengah Perubahan Iklim Global!?

20 Agustus 2024   14:27 Diperbarui: 20 Agustus 2024   14:32 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Hadian M. Irfani

Perubahan iklim global tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk desain eksterior bangunan. Tingkat polusi yang meningkat, suhu yang semakin ekstrem, dan curah hujan yang tidak menentu adalah sebagian kecil dari tantangan yang harus dihadapi oleh para arsitek dan insinyur sipil. Mendekati masalah ini dengan perspektif keberlanjutan adalah kunci untuk memastikan bahwa desain eksterior tidak hanya bertahan dalam menghadapi perubahan tetapi juga berkontribusi terhadap mitigasi dampak perubahan iklim itu sendiri.

Di dunia ini, beberapa negara telah sukses menerapkan desain eksterior berkelanjutan dan menunjukkan hasil yang signifikan. Misalnya, di Denmark, desain bangunan hijau dengan pemanfaatan teknologi canggih dan material ramah lingkungan telah menjadi standar. Denmark telah berhasil mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi bangunan melalui kebijakan terintegrasi dan inovasi dalam desain arsitektural.

Di Jepang, teknologi bangunan tahan gempa terus berkembang di samping penerapan desain ramah lingkungan. Negara ini telah mengembangkan sistem bangunan yang mampu menyesuaikan diri dengan fluktuasi suhu ekstrem dan mengurangi konsumsi energi. Teknologi pendingin pasif dan penggunaan material berinsulasi tinggi adalah bagian dari solusi yang diadopsi untuk menjawab tantangan perubahan iklim sekaligus memperkuat ketahanan terhadap bencana alam.

Sementara itu, di Belanda, yang terkenal dengan infrastruktur pengendalian airnya, perancangan kota berbasis sistem pengelolaan air yang efisien telah diterapkan. Sistem drainase inovatif dan pembangunan ruang terbuka hijau menjadi bagian dari strategi Belanda untuk mengatasi ancaman banjir akibat peningkatan permukaan air laut dan curah hujan yang tinggi.

Gambar: irfanihome.archin
Gambar: irfanihome.archin

Sebaliknya, Indonesia menghadapi tantangan yang lebih kompleks karena faktor geografis, ekonomi, dan sosial. Sebagai negara kepulauan dengan banyak wilayah rentan terhadap bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan tsunami, Indonesia memerlukan pendekatan yang komprehensif dan adaptif dalam desain eksterior yang berkelanjutan. Memanfaatkan kekayaan sumber daya alam seperti bambu dan kayu yang bisa diperbarui merupakan langkah awal yang konkret dan dapat diterapkan secara luas.

Keberadaan program Green Building Council Indonesia (GBCI) menunjukkan bahwa Indonesia sudah mulai menyadari pentingnya desain berkelanjutan. Meskipun demikian, tantangan besar tetap ada. Banyak bangunan di Indonesia yang masih menggunakan metode konstruksi konvensional yang tidak efisien secara energi dan memiliki dampak lingkungan yang tinggi. Pendidikan dan peningkatan kesadaran adalah kunci untuk mempercepat perubahan ini di masa depan.

Adaptasi teknologi dari negara-negara yang telah sukses dalam implementasi desain eksterior berkelanjutan dapat menjadi solusi bagi Indonesia. Penerapan teknologi pendingin pasif dari Jepang, atau metode pengelolaan air ala Belanda, bisa diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Dengan demikian, keberlanjutan bukan hanya menjadi gaya hidup, tetapi menjadi kebutuhan yang terpenuhi melalui desain.

Peran pemerintah dalam mendorong regulasi dan standar bangunan hijau juga sangat vital. Kebijakan yang mendukung penggunaan material ramah lingkungan dan teknologi hemat energi akan mempercepat adopsi desain berkelanjutan di Indonesia. Bagian dari upaya ini adalah memberikan insentif bagi para pengembang yang memanfaatkan teknologi hijau dalam proyek mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun