Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII Yogyakarta)

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus berusaha belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya pelajari. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya lebih banyak mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat merancang konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan senantiasa komit terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya selalu mencoba berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

BIM dan Masa Depan Konstruksi di Indonesia: Kita Harus Bertransformasi !?

9 Agustus 2024   23:39 Diperbarui: 9 Agustus 2024   23:41 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dok. Pribadi (Dalam sebuah seminar Teknik Sipil)

Ketujuh, kendala lainnya adalah resistensi terhadap perubahan yang datang dari para pemimpin puncak perusahaan konstruksi. Banyak dari mereka yang lebih memilih metode tradisional karena sudah terbukti berhasil selama bertahun-tahun. Edukasi yang baik mengenai keuntungan jangka panjang BIM dapat membantu mereka memahami pentingnya beralih ke teknologi ini.

Gambar: Dok. Pribadi (Dalam sebuah Seminar)
Gambar: Dok. Pribadi (Dalam sebuah Seminar)

Pada dasarnya, untuk memperkuat komitmen perusahaan terhadap BIM, pemerintah juga bisa menerapkan regulasi yang mendorong penggunaan BIM, seperti mewajibkan penggunaan BIM untuk proyek-proyek publik dengan nilai di atas jumlah tertentu. Hal ini akan memaksa perusahaan konstruksi untuk segera beradaptasi dengan teknologi ini.

Kendala linguistik dan adaptasi local context juga tidak bisa diabaikan. Software dan dokumentasi BIM biasanya tersedia dalam bahasa Inggris, sehingga menyulitkan bagi pekerja yang kurang menguasa bahasa Inggris. Solusi untuk ini adalah pengembangan dan penyebaran software, serta dokumentasi dalam bahasa Indonesia, serta adaptasi konteks lokal yang relevan.

Mengingat pentingnya membangun kesadaran akan manfaat BIM dalam skala yang lebih luas. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kampanye publik yang menunjukkan contoh sukses penggunaan BIM di proyek-proyek lokal. Mengundang media untuk meliput proyek-proyek yang menggunakan BIM juga bisa meningkatkan kesadaran dan penerimaan teknologi ini.

Pada akhirnya, meskipun banyak kendala dalam implementasi BIM di Indonesia, ada beragam solusi yang bisa diambil untuk menanganinya. Dengan komitmen dari pemerintah, swasta, dan akademisi, BIM bisa diadopsi secara luas di Indonesia, membawa industri konstruksi ke era baru yang lebih efisien dan kolaboratif. Pendidikan, regulasi, infrastruktur, dan perubahan budaya kerja adalah kunci utama untuk mencapai tujuan ini. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 10 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun