Mohon tunggu...
Miftahul Ilmiah
Miftahul Ilmiah Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Blog Seputar Kesehatan, Penyakit, dan Laboratorium Klinik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pemeriksaan Hepatitis: Mengapa Harus Dilakukan?

24 Mei 2022   16:00 Diperbarui: 24 Mei 2022   16:19 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

            Setelah pandemi virus covid-19 berlalu, dunia dihebohkan dengan munculnya virus hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya. Laporan mengenai hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan sampai 5 tahun di Skotlandia Tengah pada periode Januari hingga Maret 2022 diterima Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 April 2022 dari Inggris Raya.

            Pemerintah Indonesia telah menerima laporan dugaan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya. Pemerintah menghimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal dunia dalam bulan April 2022.

            Kementerian Kesehatan sedang berupaya melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut. Selama masa investigasi, masyarakat dihimbau selalu waspada. Melakukan tindakan pencegahan seperti cuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta melaksanakan protokol kesehatan.

            Hepatitis adalah suatu kondisi yang ditandai adanya peradangan parenkim hati. Hepatitis akut terjadi jika peradangan parenkim hati menjadi normal sebelum 6 bulan. Sedangkan hepatitis kronis berlangsung lebih dari 6 bulan.

            Penyebab hepatitis bisa karena infeksi atau non infeksi. Hepatitis non infeksi bisa terjadi pada penyakit autoimun, penyakit metabolik Wilson, paparan racun, atau obat-obatan misal asetaminofen.

            Hepatitis karena infeksi umumnya disebabkan oleh virus hepatotropik primer (Hepatitis A, B, C, D, E). Virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis akut antara lain Epstein-Barr virus (EBV), Cytomegalovirus (CMV), Parvovirus, Enterovirus, Adenovirus, virus Rubella, virus Herpes dan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Selain virus, hepatitis dapat disebabkan oleh Brucella spp, Coxiella burnetii, dan Leptospira.

            Secara umum gejala hepatitis antara lain mual, muntah, demam, kelelahan, letih, lesu, sakit perut, hilang nafsu makan, dan diare. Gejala lanjutan sklera berwarna kuning, feses pucat, dan urine berwarna seperti teh. Gejala kadang-kadang bertahan sampai beberapa minggu.

            Dokter yang melakukan pemeriksaan fisik bisa menemukan adanya sklera dan/atau kulit berwarna kuning, nyeri tekan atau tanpa nyeri tekan perut dengan pembesaran hati, pembesaran limpa, bahkan kadang menemukan tanda-tanda perdarahan.

            Pada pemeriksaan penunjang laboratorium klinik dilakukan sesuai permintaan dokter yang menyesuaikan kondisi pasien antara lain hematologi rutin, kimia klinik, dan seroimunologi. Bahkan kemungkinan dokter akan menyarankan pemeriksaan radiologi, biopsi hati, atau bahkan PCR (polymerase chain reaction).

            Pemeriksaan kimia klinik untuk mengetahui fungsi hati antara lain parameter SGOT, SGPT, bilirubin, atau pemeriksaan lain dengan kecurigaan selain organ hati. Pemeriksaan seroimunologi hepatitis lebih spesifik untuk mengetahui antibodi yang dihasilkan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis.  

           Antibodi bertugas di dalam tubuh untuk memusnahkan virus. Jika virus tidak mati akan keluar dari organ hati masuk ke dalam pembuluh darah dinamakan antigen. Antigen dapat dideteksi dengan rapid tes antigen atau dengan PCR.

           Pemeriksaan laboratorium klinik hepatitis tidak memerlukan persiapan khusus misal pasien harus puasa atau harus dilakukan pengambilan darah pagi hari. Pemeriksaan dilakukan sesuai saran dokter yang mengetahui kondisi dugaan hepatitis pada pasien.

            Saat permintaan laboratorium sampai ke laboratorium klinik, petugas laboratorium akan melakukan pengambilan sampel. Sampel yang akan diambil bisa berupa darah, urine atau feses. Kerjasama dan komunikasi yang baik antara petugas dengan pasien sangat diperlukan untuk memperoleh sampel laboratorium klinik tersebut.

            Jika anda atau orang dekat anda ada gejala-gejala hepatitis, jangan panik! Segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat!

Kreator: Miftahul Ilmiah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun