Mohon tunggu...
Hadi Susanto
Hadi Susanto Mohon Tunggu... -

entrepreneur, pemerhati sosial, dan akademisi yang senang bertukar informasi dan berbagi dengan siapa saja.\r\n\r\nwebsite : onlyhadi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Candu Internet

23 Maret 2012   02:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi seperti biasa, setelah melalui macetnya jalanan ibukota, duduk sejenak di kantor melepas penat dan lelah sambil searching internet. Satu hal yang pasti tidak dilupakan adalah login facebook atau twiter seolah ingin melihat update terbaru atau melihat notifikasi akun kita. Kalau ga ada apa-apa hati seolah sedikit kecewa, tapi kalau banyak notifikasi, wow sedikit ceria. Padahal ga tau juga apa isinya. Oaalah mas Bro !

Satu hal yang menarik di sini adalah bagaimana dunia maya seolah telah menjadi “candu” bagi kebanyakan orang di sekitar kita. Akses internet yang sangat mudah seolah menawarkan gairah ber-internet ria. Dari mulai mencari sekedar berita, gossip, sampai mencari teman kencan semuanya sangat mudah dilakukan di dunia maya. Apakah tidak boleh? Boleh-boleh saja, lagian siapa yang melarang…

Namun, di tengah perkembangannya, internet menyimpan dampak positif dan negatif bagi kita semua. Sayangnya dampak negatif ini yang seolah diabaikan dan kurang diperhatikan. Apa saja sebetulnya penyebab kecanduan internet ini lahir? Mungkin sebagian besar dari kita sudah tau.


  1. Kecanduan game, seorang mahasiswa dari suatu perguruan tinggi terkemuka terpaksa harus lulus telat gara-gara ketika mengerjakan tugas akhir, dia sudah sangat kecanduan game. Hampir 24 jam waktunya dihabiskan di depan komputer untuk bermain game online. Dengan dalih menaikkan level karakter gamenya. Dampaknya malas ke kampus, tidur kurang, loyo, dan kurang bersemangat belajar.
  2. Sibuk update status dan komen. Karena ingin eksis dan mendapat perhatian dari temen-temennya, dia hobi sekali untuk mengubah setiap statusnya. Awalnya sih ingin berbagi informasi. Ujung-ujungnya malah setiap aktivitas harus di-update dan dikomentari. Parahnya gara-gara hal ini tidak sedikit yang bertengkar dan berkelahi gara-gara perang komen.
  3. Kecanduan pornografi. Bagi mereka yang hobi “ngeres” tentu memiliki berjuta ide untuk mencari akses pornografi. Meskipun sudah diblokir, ada saja ide dan caranya untuk menembus portal yang diinginkan.
  4. Aksi penipuan dan penculikan. Karena butuh duit atau terpuruk ekonomi akhirnya banyak pihak menghalalkan segala cara. Bahkan berani untuk masuk ke ranah kriminal. Bagaimana seseorang bisa mudah tertipu dengan mentransfer sejumlah uang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Belum lagi gara-gara media sosial, seorang anak bisa dengan mudah diculik oleh penjahat sebagai akibat pertemanan kemudian meminta tebusan. Parahnya ada yang sampai dikencani kemudian diperkosa.
  5. Wahana Judi. Bagi sebagian orang mungkin belum terbiasa dengan judi internet. Tapi bagi mereka yang sudah mengenal dan paham seluk beluk judi, pasti susah terlepas dari candu judi internet.
  6. Hobi nonton. Mereka yang hobi nonton juga harus berhati-hati, karena ini bisa menimbulkan candu. Akses media film seperti youtube dan sejenisnya bisa merangsang rasa penasaran dan memancing untuk terus menontonnya. Belum lagi jika ada situs yang menyediakan streaming film terbaru secara gratis tentu sangat sayang jika ditinggalkan.


Lalu bagaimana solusinya? Simple saja, jangan tergantung dengan internet, gunakan dunia maya ini seperlunya saja. Dalam lubuk akal kita yang paling dalam sebetulnya sudah tau hal baik mana yang harus dilakukan dan mana yang jangan dilakukan. Sulitkah? Mungkin sulit, tapi bisa dan tidak mustahil dilakukan. Dampingi anak-anak kecil dan usia muda ketika menggunakan internet agar tidak kebablasan dan salah penggunaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun