Mohon tunggu...
Hadi Jatmiko
Hadi Jatmiko Mohon Tunggu... lainnya -

hanya Orang Biasa yang ingin menjadi Luar Biasa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hujan Buatan Gagal, Asap Tetap Selimuti Tuan Rumah Sea Games

24 September 2011   14:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_137149" align="aligncenter" width="640" caption="Ampera dan Sungai Musi (Sumber: www.komhukum.com)"][/caption]

Ratusan Hot Spot kembali muncul di Sumatera Selatan. Dampaknya Asap kembali Selimuti Propinsi yang akan menjadi tuan rumah Pelaksanaan SEA Games Ke 16. Berdasarkan hasil pemantauan oleh Satelit Terra dan Aqua, terlihat Hotspot di Sumsel setiap harinya semakin meningkat.

Berdasarkan Data yang saya dapat dari Walhi Sumsel menyebutkan bahwa selama 2 hari ini telah terjadi peningkatan jumlah Hotspot di sumsel, misalnya pada 22 September yang lalu jumlah hotspot hanya 84 titik, namun satu hari setelahnya (23 Sept)jumlah itu meningkat sangat signifikan yaitu sebanyak 141 Titik.

Hal ini membuktikan,bahwa usaha pemerintah dengan membuat hujan buatan di Sumsel, yang menggunakan uang APBN mencapai Puluhan Milyar beberapa Waktu yang lalu tersebut, Bisa saya katakan Gagal.

Sebenarnya sebelum program Hujan Buatan ini dilaksanakan oleh Pemerintah, WALHI sumsel telah menginggatkan bahwa kegiatan ini tidak akan dapat memadamkan titik api di Sumsel yang jumlah totalnya pada saat itu (Jumat,9 Sept) telah melebihi angka 1000 titik,.Pernyataan Walhi sumsel ini sangat beralasan karena hujan buatan tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku pembakar hutan dan Lahan, yang dalam hal ini di dominasi oleh perusahaan Perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) sebab hampir seluruh titik api yang terpantau di sumsel sampai dengan hari ini di dominasi berada dilahan lahan konsesi dan usaha milik perusahaan.

Selain itu juga, hujan buatan ini hanya berefek sementara sedangkan musim kemarau berdasarkan keterangan BMKG akan berakhir minimal pada bulan oktober, artinya berapa besar lagi Uang Rakyat yang akan dihabiskan oleh Negara untuk memadamkan titik titik api ini, sedangkan para pelaku utamanya (perusahaan) yang harusnya bertanggung jawab penuh untuk mendanai kegiatan ini, sesuai UU no 4 tahun 2000 tentang Kerusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup yang diakibatkan oleh Kebakaran hutan dan Lahan, hanya duduk diam dan membakar lagi.

Mengutif Pernyataan Direktur Walhi sumsel secara kebetulan saya temuin hari ini, yang bisa dikatakan sangat saya dukung. mengatakan” Kuat keyakinan kami ada Motif lain yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan program hujan buatan ini, walau disisi lain, ada faktor watak kepemimpinan yag otoriter dan terlalu keras Kepala juga berpengaruh terhadap keputusan membuat hujan buatan ini ” katanya.

[caption id="attachment_131932" align="alignleft" width="432" caption="141 Hotspot Sumsel, 23 Sept 11"][/caption] Sekedar Menginggatkan kita, pada 9 September yang lalu Walhi Sumsel mengeluarkan siaran pers, yang salah satu isinya menuntut agar Pemerintah Sumsel segera menghentikan rencana pembuatan Hujan Buatan yang menggunakan Uang rakyat,  karena menurut Walhi yag harus bertanggung jawab penuh untuk mendanai pembuatan hujan buatan tersebut adalah pihak Swasta.dan Selain itu didalam siaran pers tersebut Walhi juga menuntut agar Menteri Kehutanan Segera Mencabut Penghargaan Gubernur Peduli Api terbaik yang di Berikan kepada Gubernur Sumsel Alex Nurdin beberapa Waktu yang lalu, Karena Hal itu tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di Sumsel. DOWNLOAD lokasi Titik Api Sumsel, 22 -23 Sept

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun