Mohon tunggu...
Hadi Kasmaja DS
Hadi Kasmaja DS Mohon Tunggu... Trainer -

Magister Pend Matematika, Pemerhati Pendidikan, Penggiat dan Pengajar di Forum Kampung Bahasa Sulawesi (FKBS), English and TOEFL Trainer, Dewan Penasehat MEC RAKUS (Mathematic Education Club) Makassar. Praktisi Hypnosis, Hypnotherapy dan EFT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Holistik lewat Outing Class

17 Maret 2014   08:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi anak-anak, alam yg terbentang adalah semesta bermain dan belajar. Lingkungan sekolah bukan satu-satunya tempat belajar anak. Dengan melangkah keluar kelas, bahkan keluar sekolah, khasanah pengalaman dan pengetahuan anak-anak akan berkembang lebih luas. Diluar kelas, anak-anak memiliki kesempatan yang lebih bervariasi untuk mengikuti berbagai petualangan beljar yang mengandung nilai filosofis, teoritis, sekaligus praktis. Dengan mengeluarkan anak-anak dari lingkungan tembok kelas, pembelajaran jadi lebih menantang dan menyenangkan.

Apabila konsep ini diterapkan pada sekolah sebagai tempat belajar, sesungguhnya setiap lingkungan adalah ruang belajar; tidak terbatas pada dinding-dinding kelas.

Seorang filsuf Cina bernama Lao-Tzu “memiliki gagasan dahsyat tentang hakikat ruang. ” the reality of the building does not consist in the roof and walls, but in the space within to be lived in.“

dalam pernyataan lain , Lao-Tzu menyebutkan ” for the wise man looks into space and he knows there is no limited dimensions.”

Persepsi ruang menurut Lao-Tzu bukanlah sebidang tanah yang dibatasi dinding dan atap, melainkan tempat beraktivitas dan tak ada ukuran tertentu untuk menentukan ruang itu.

bayangkan, jika sebuah tema pembelajaran tentang tumbuhan siswa pergi ke kebun dan sawah, pelajaran ikan, maka siswa pergi ke kolam ikan atau ke laut. siswa benar-benar melihat tumbuhan dan ikan hidup, memegang, atau mungkin memasaknya sebagai hidangan makan siang. . ketika seorang guru bahasa inggris dan bahasa indonesia mengajarkan materi “describing things”, maka alam; sawah, gunung, sungai, bangunan; benteng, menara, rumah adat adalah sekolah asli. begitupun pada materi pelajaran yang lain, matematika, fisika, biologi, sosial dengan memasukkan sebanyak mungkin unsur alam kedalam lingkungan belajar, otomatis akan lebih memberi kepuasan terhadap otak siswa.

Intinya cara pandang holistik dalam pembelajaran mendorong hadirnya ruh dari materi dan menumbuhkan motivasi internal belajar.

sumber inspirasi ; Kelasnya Manusia_ Munif chatib Sekolah yang Menyenangkan_IGM (interaktif Gemilang Mutafannin) RHD (Rumah Hijau Denassa) FKBS (Forum Kampung Bahasa Sulawesi)

SDI Sailong Gowa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun