“Allah.”
“Ustaz jangan sebut-sebut itu lagi. Saya sudah lama tak mengingat nama itu.”
“Sekarang ingat.”
Laki-laki terdiam. Mulai tersentuh.
“Yakinlah, Allah selalu menyayangi Saudara,” ustaz menyampaikannya dengan bijak, “Saat ini Saudara telah mengingat-Nya kembali, itu tandanya Dia sayang terhadap Saudara. Masih membuka hati Saudara.”
Tak terasa sebutir air mata menetes dari mata laki-laki. Ustaz mulai merasakan secercah cahaya Allah menyelinap ke lubuk sanubari laki-laki itu.
Laki-laki tersungkur. Menyingkirkan botol yang dipegangnya. Kemudian menangis. Ustaz terus menyiraminya dengan kesejukan ajaran Ilahi.
“Masih adakah pintu taubat untuk saya?” suara laki-laki lemah.
“Alhamdulillah, Saudara telah insyaf. Allah tak akan pernah menutup pintu taubat bagi hamba-Nya. Terkecuali untuk satu dosa.”
“Apa itu?”
“Satu-satunya dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah syirik.”