Mohon tunggu...
Hadi Sastra
Hadi Sastra Mohon Tunggu... Dosen - Guru, Dosen, Penulis

Hadi Sastra, seorang Guru, Dosen, dan Penulis, tinggal di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menyukai bidang sastra, bahasa, literasi, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secercah Cahaya Taubat

30 Juli 2021   23:07 Diperbarui: 30 Juli 2021   23:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Allah.”

“Ustaz jangan sebut-sebut itu lagi. Saya sudah lama tak mengingat nama itu.”

“Sekarang ingat.”

Laki-laki terdiam. Mulai tersentuh.

“Yakinlah, Allah selalu menyayangi Saudara,” ustaz menyampaikannya dengan bijak, “Saat ini Saudara telah mengingat-Nya kembali, itu tandanya Dia sayang terhadap Saudara. Masih membuka hati Saudara.”

Tak terasa sebutir air mata menetes dari mata laki-laki. Ustaz mulai merasakan secercah cahaya Allah menyelinap ke lubuk sanubari laki-laki itu.

Laki-laki tersungkur. Menyingkirkan botol yang dipegangnya. Kemudian menangis. Ustaz terus menyiraminya dengan kesejukan ajaran Ilahi.

“Masih adakah pintu taubat untuk saya?” suara laki-laki lemah.

“Alhamdulillah, Saudara telah insyaf. Allah tak akan pernah menutup pintu taubat bagi hamba-Nya. Terkecuali untuk satu dosa.”

“Apa itu?”

“Satu-satunya dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah syirik.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun