Malam itu, sekitar pukul jam satu malam. sebuah bus dengan hanya tinggal beberapa orang penumpang saja, berhenti di sebuah persimpangan jalan.
Seorang laki laki dengan menggendong sebuah tas nampak turun dari kendaraan itu. Setelah memberikan ongkos kepada sang sopir, lelaki ini pun segera bergegas menghampiri pos pangkalan ojeg. Lelaki muda ini bernama andi.
Namun karena memang malam itu sudah terlalu larut, andi tak menemukan satu orang pun tukang ojek yang biasa mangkal di tempat ini.
Andi adalah anak perantau yang bekerja di kota. Hari itu adalah hari di mana dia sedang mengambil cuti karena keluarganya di kampung sedang ada acara hajatan.
Andi berangkat dari kota menuju kampungnya selepas ia pualng kerja. Itulah sebabnya ia sampai di kampungnya kemalaman karena berangkat dari tempatnya bekerja menjelang sore hari.
Kampung andi berada di pelosok yang cukup jauh dari jalan raya. Sehingga sehabis turun dari bus, lelaki ini harus menaiki ojeg lagi untuk sampai ke kampungnya.
Dari pangkalan ojeg menuju kampung andi harus melewati hutan hutan dan pesawahan.
Andi cukup kebingungan ketika di pos ojek tak ada satupun tukang ojek yang mangkal. Tentu saja tidak ada, karena saat ini sudah melewati tengah malam.
Andi mencoba mengeluarkan telpon selulernya untuk menelpon saudaranya agar menjemput ia ke persimpangan itu.
Lelaki ini mencari cari nomor yang tersimpan di ponselnya. Setelah menemukan nomor yang di carinya, ia pun mulai menekan nomor itu untuk melakukan panggilan.
Namun naas, rupanya dia selepas pulang kerja terburu buru berangkat mudik, sehingga lupa untuk mengisi pulsa terlebih dahulu. Telepon nya hanya bisa melakukan pangilan saja tanpa bisa terhubung dengan nomor yang di tuju.
Akhirnya Mata andi memutar mencari cari barangkali di sekitar situ ada konter yang masih buka.
Namun tidak ada konter penjual pulsa di sekitar itu. Yang ada hanya rumah rumah warga yang sudah pada tutup, karena penghuninya sudah pada terlelap semua.
Andi semakin bingung, haruskah ia duduk menunggu di sini sampai ada tukang ojeg datang kemari atau ada tetangganya yang kebetulan lewat.
Andi pun mencoba untuk bersabar dulu, lelaki ini duduk di sebuah bangku panjang. Bangku yang biasa di pakai duduk abang abang ojek untuk menunggu penumpangnya.
Namun sampai beberpa lama, tak ada satupun orang muncul di tempat itu.
Andi terus saja mencoba bersabar. sampai setelah hampir satu jam lebih, tetap saja tak ada yang datang. Sampai akhirnya lelaki ini merasa jenuh.
Kemudian ia memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju ke kampung nya.
Dengan langkah menggontai lemas, lelaki ini berjalan menyusuri jalan tanah dengan sedikit bebatuan bebatuan kecil, jalan kecil seukuran masuk satu mobil saja, apabila ada yang berlawanan arah, mungkin harus menepi dulu dan terpaksa berjejal jejalan.
Lelaki bernama andi terus melangkahkan kakinya hingga ia sudah menempuh perjalanan lumayan jauh.
Perasaan lelaki ini mulai merasa was was, saat ini dirinya telah memasuki jalan yang di kanan kirinya di kelilingi hutan dan pepohonan. Ia sudah memasuki Jalan yang gelap gulita,tak ada penerang sedikitpun.
Andi kembali mengeluarkan ponselnya , dan menyalakan fitur lampu di selulernya itu. Dengan berbekal cahaya dari handphone,lelaki bernama andi terus melajukan langkahnya. Hingga sampailah lelaki ini di sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir sungai kecil.
Entah kenapa tiba tiba saja bulu kuduk andi jadi merinding. Andi mulai tambah was was. Hatinya mulai merasa tak enak. Namun lelaki ini terus saja melangkah hingga ia mulai berjalan di atas jembatan itu.
Dengan penuh rasa takut, ia menyorotkan nyorotkan cahaya lampu dari handphone nya.
Tiba tiba saja terdengar ada suara wanita sedang menangis di bawah kolong jembatan itu.
Andi celengak celinguk mencari cari suara itu.
Setelah tahu suara itu berada di bawah kolong jembatan. Lelaki ini tanpa sadar berjalan menghampiri pinggiran jembatan itu lalu melihatnya ke bawah.
Di dalam gelapnya malam, terlihat sesosok seorang gadis tengah duduk di atas sebuah batu.
Mata andi semakin di pelototkan. hanya tersorot sinar rembulan,andi melihat wanita itu samar samar saja.
Sambil menagis terdengar wanita itu berbicara pada andi
"Di mana kepalaku "
Suara wanita itu begitu jelas terdengar oleh andi.
Andi segera mengarahkan lampu senter phonsel nya pada wanita yang tengah duduk di atas batu.
Seketika andi terkesiap, wajah nya pucat pasi. Di terangi cahaya dari lampu handphone itu, terlihat jelas oleh andi Ternyata wanita itu tanpa kepala.
Andi pun berlari kocar kacir sekuat tenaganya.
Sampai melewati jembatan, andi langsung ambruk seketika. lututnya bergetar hingga ia merasa lemas untuk sekedar berdiri saja.
Hingga akhirnya terlihat ada cahaya lampu motor menuju ke arah andi.
Ternyata motor itu adalah saudaranya andi yang hendak menjemputnya karena ia melihat miscall nomor andi  di telepon selulernya.
***
Cerita ini hanya piktip belaka. Apabila ada kesamaan nama tempat dan kejadian itu hanya suatu kebetulan saja. Mohon di maapkan apabila ada kesalahan ucap ataupun tulisan.
Terimaksih untuk kawan semuanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H