Andi semakin bingung, haruskah ia duduk menunggu di sini sampai ada tukang ojeg datang kemari atau ada tetangganya yang kebetulan lewat.
Andi pun mencoba untuk bersabar dulu, lelaki ini duduk di sebuah bangku panjang. Bangku yang biasa di pakai duduk abang abang ojek untuk menunggu penumpangnya.
Namun sampai beberpa lama, tak ada satupun orang muncul di tempat itu.
Andi terus saja mencoba bersabar. sampai setelah hampir satu jam lebih, tetap saja tak ada yang datang. Sampai akhirnya lelaki ini merasa jenuh.
Kemudian ia memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju ke kampung nya.
Dengan langkah menggontai lemas, lelaki ini berjalan menyusuri jalan tanah dengan sedikit bebatuan bebatuan kecil, jalan kecil seukuran masuk satu mobil saja, apabila ada yang berlawanan arah, mungkin harus menepi dulu dan terpaksa berjejal jejalan.
Lelaki bernama andi terus melangkahkan kakinya hingga ia sudah menempuh perjalanan lumayan jauh.
Perasaan lelaki ini mulai merasa was was, saat ini dirinya telah memasuki jalan yang di kanan kirinya di kelilingi hutan dan pepohonan. Ia sudah memasuki Jalan yang gelap gulita,tak ada penerang sedikitpun.
Andi kembali mengeluarkan ponselnya , dan menyalakan fitur lampu di selulernya itu. Dengan berbekal cahaya dari handphone,lelaki bernama andi terus melajukan langkahnya. Hingga sampailah lelaki ini di sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir sungai kecil.
Entah kenapa tiba tiba saja bulu kuduk andi jadi merinding. Andi mulai tambah was was. Hatinya mulai merasa tak enak. Namun lelaki ini terus saja melangkah hingga ia mulai berjalan di atas jembatan itu.
Dengan penuh rasa takut, ia menyorotkan nyorotkan cahaya lampu dari handphone nya.
Tiba tiba saja terdengar ada suara wanita sedang menangis di bawah kolong jembatan itu.
Andi celengak celinguk mencari cari suara itu.
Setelah tahu suara itu berada di bawah kolong jembatan. Lelaki ini tanpa sadar berjalan menghampiri pinggiran jembatan itu lalu melihatnya ke bawah.