Industri smelter memiliki tingkat kompleksitas teknologi yang tinggi sehingga industri ini juga memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi dibandingkan sektor lain. Selain itu, pengembangan teknologi dalam industri tersebut memiliki dampak regulasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang juga diatur secara ketat di Indonesia. Oleh karena itu, pelatihan K3 menjadi elemen krusial.
Tantangan ketenagakerjaan yang terus berkembang tersebut seiring perkembangan dinamika dunia usaha dan industri, harus dibarengi dengan penerapan K3 yang semakin prima.
Implementasi K3 merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga perusahaan dapat mengurangi probabilitas kecelakaan kerja atau penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan penurunan produktivitas kerja.
K3 harus menjadi perhatian dan prioritas bagi dunia kerja di Indonesia. Apalagi, pemerintah menaruh perhatian besar terhadap persoalan K3 ini. Setiap tahun, pemerintah dari level kabupaten/kota hingga pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan, memberikan penghargaan K3 kepada perusahaan dan juga kepala daerah selaku pembina K3 yang dinilai telah berhasil dalam menerapkan K3. Â
Budaya K3 Jadi Values Penting bagi PT GNI
PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) menjadi salah satu perusahaan yang pernah mendapatkan penghargaan tersebut. Tapi, bagi PT GNI, meraih penghargaan K3 bukanlah tujuan akhir.
PT GNI memahami, sebagai perusahaan yang bergerak di industri nikel di Indonesia, perlu langkah-langkah konkret untuk menjadikan K3 sebagai budaya di perusahaan.
Apa saja langkah konkret yang telah diupayakan dan dilakukan secara kontinu oleh PT GNI dalam mewujudkan K3 di lingkungan perusahaan?
Saya lantas tergoda 'berkenalan' dengan PT GNI melalui penelusuran ke website resmi mereka di https://gunbusternickelindustry.com.
Poin pertama yang saya garis bawahi, PT GNI bergerak dalam industri smelter nikel  yang merupakan pemain utama dari program hilirisasi, yang digaungkan oleh pemerintah. Program hilirisasi merupakan upaya strategis yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas melalui pengolahan.