Kemenangan Inggris dalam adu penalti melawan Swiss di babak perempat final Euro 2024 (7/7), bermakna besar bagi tim The Three Lions--julukan Timnas Inggris.
Inggris kini semakin percaya diri memburu gelar pertama mereka di Piala Eropa.
Lho, memangnya Inggris belum pernah juara Piala Eropa?
Betul. Inggris yang katanya memiliki kompetisi sepak bola terbaik di Eropa dan punya banyak pemain top, hingga kini belum pernah jadi juara Piala Eropa.Â
Sejak melakoni debut di Piala Eropa tahun 1968 silam, prestasi terbaik Inggris 'hanya' masuk final. Finalis.
Setiap gelaran Euro dimulai, fans Inggris selalu meneriakkan semangat "Football Coming Home". Tapi, slogan yang berharap Inggris juara itu tidak pernah kesampaian.
Inggris yang katanya rumah dan ibu dari sepak bola, tidak pernah atau mungkin belum pernah menyambut kembalinya 'si anak' kembali ke rumah di ajang Piala Eropa.
Pengalaman pahit Inggris dalam adu penalti di Piala Eropa
Salah satu 'tembok' yang menghalangi Inggris tidak pernah juara Piala Eropa adalah adu penalti.
Entah kenapa, Inggris yang punya pemain-pemain yang jadi andalan menendang penalti di klub, tetapi ketika jadi eksekutor di Euro, kaki mereka seolah berat.Â
Simak fakta berikut.
Inggris kalah adu penalti 5-6 dari Jerman di semifinal Euro 1996 di rumah sendiri usai main imbang 1-1.Â
Sampean (Anda) tahu, siapa penendang Inggris yang gagal di pertandingan yang dimainkan di Stadion Wembley ini?Â
Dialah Gareth Southgate, bek andalan Aston Villa kala itu, yang kini menjadi pelatih Inggris.
Lalu, di Euro 2004 yang digelar di Portugal, Inggris kalah adu penalti dari tuan rumah di perempat final usai main imbang 2-2 hingga berakhirnya masa extra time.Â
Berikutnya, Inggris kalah adu penalti 2-4 dari Italia di perempat final Euro 2012 yang ikonik dengan tendangan ala panenka dari Andrea Pirlo.
Situasi berulang di Euro 2020. Inggris kembali terlibat adu penalti melawan Italia.
Kali ini malah lebih menyebalkan bagi pendukung Inggris. Sebab, Inggris sudah selangkah lagi jadi juara Eropa di rumah sendiri.
Ya, masih segar dalam ingatan ketika Inggris dikalahkan Italia 2-3 lewat adu penalti di final Piala Eropa 2020 lalu. Padahal, Inggris sempat unggul cepat sebelum disamakan 1-1 oleh Italia.
Lantas, di momen adu penalti, tiga penendang Inggris yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka gagal menjalankan tugasnya. Inggris pun menangis di rumah sendiri.
Inggris kini lebih pede menghadapi adu penalti
Kini, Inggris sepertinya sudah belajar banyak dari kesalahan dan pengalaman pahit di masa lalu di momen adu penalti.
Itu terlihat saat Inggris mengalahkan Swiss lewat adu penalti di perempat final Euro 2024.
Adu penalti menjadi penentu siapa tim yang lolos ke semifinal Euro 2024 setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga masa akhir perpanjangan waktu.
Di pertandingan yang dimainkan di Dusseldorf Arena tersebut, Inggris menguasai pertandingan dan mendominasi ball possession lewat permainan mobile dari Kobbie Mainoo dan Declan Rice.
Namun, sama seperti laga-laga sebelumnya, Inggris kesulitan menciptakan peluang bagus. Beberapa pemain yang terkenal jago dalam shooting jarak jauh seperti Phil Foden dan Jude Bellingham, belum bisa mengeluarkan 'jurus' mereka.
Malah, Swiss mencetak gol lebih dulu lewat Breel Domald Embolo di menit ke-75. Inggris lantas menyamakan skor lewat tendangan melengkung menyusur tanah dari Bukayo Saka di menit ke-80.
Skor 1-1 itu bertahan hingga akhir pertandingan. Pun, tetap tidak berubah hingga akhir masa extra time.Â
Terjadilah adu penalti.
Sebetulnya, Swiss percaya diri menghadapi adu penalti karena memiliki Yann Sommer. Kiper berusia 35 tahun yang main di Inter Milan ini dikenal jago dalam adu penalti.
Yann Sommer menjadi pahlawan Swiss saat menyingkirkan Prancis 5-4 lewat adu penalti di babak 16 besar Euro 2020 lalu.
Tapi, Inggris rupanya sudah sangat siap menghadapi adu penalti kali ini. Mereka tidak gentar berhadapa dengan Yann Sommer.Â
Inggris mendapat kesempatan lebih dulu.Â
Cole Palmer, jagoan penalti dari Chelsea yang baru dimainkan di babak kedua, jadi penendang pertama. Dengan dingin, Cole Palmer berhasil menuntaskan tugasnya usai mengecoh Yann Sommer.Â
Sementara penendang pertama Swiss, Manuel Akanji justru gagal. Tendangan bek asal Manchester City ini bisa diblok oleh Jordan Pickford, kiper Inggris.
Lantas, media mengabarkan bahwa Pickford punya contekan di botol minumnya. Dive left alias bergerak sambil menjatuhkan badan ke kiri. Begitu bunyi contekannya. Dan ternyata betul. Tendangan Akanji ke arah itu.
Akanji nampak berteriak frustrasi. Maklum, di Piala Eropa 2020 lalu, dia juga gagal dalam adu penalti saat Swiss kalah dari Spanyol di perempat final.
Setelahnya, tiga penendang Inggris, yakni Jude Bellingham, Bukayo Saka, dan Ivan Toney, berhasil menaklukkan Yann Sommer.
Tiga penendang Swiss, Fabian Schar, Xherdan Shaqiri, dan Mohamed Zeki Amdouni juga berhasil menunaikan tugasnya.
Skor masih 4-3 untuk Inggris hingga penendang keempat.
Hingga akhirnya, Trent Alexander Arnold sebaga penendang kelima Inggris, mengecoh Yann Sommer bergerak ke arah salah.
Maka, The Three Lions Inggris pun menang adu penalti 5-3 dan melangkah ke semifinal Euro 2024.
Berikutnya, Inggris vs Belanda di semifinal
"Best England penalty performance I've ever seen," ujar seorang suporter Inggris dalam komentar di akun Instagram resmi Timnas Inggris.
Salah satu pemain yang paling gembira dalam kemenangan adu penalti Inggris adalah Bukayo Saka. Bukan hanya karena dia terpilih jadi man of the match di laga ini.
Bukayo Saka jadi penendang penalti yang gagal di final Euro 2020 lalu. Padahal, dia jadi penendang terakhir. Kini, dia berhasil memulihkan mentalnya.
"Ini kemenangan spesial. Terakhir kali kami melakoni adu penalti di Euro, kita tahu semua apa yang terjadi. Saya selalu yakin bisa come back dari situasi itu. Karenanya, saya mengambil kesempatan dan saya kini sangat gembira," ujar Saka .
Kini, Inggris selangkah lagi akan kembali ke final Piala Eropa. Back to back final.
Namun, Inggris harus lebih dulu melewati hadangan Belanda di semifinal yang akan dimainkan di Dortmund, 10 Juli 2024.
Belanda lolos ke semifinal tanpa melakoni adu penalti. Tim Oranye mampu menang beruntun dalam 90 menit.Â
Virgil van Dijk dan kawan-kawannya menang 3-0 atas Rumania di babak 16 besar. Lalu mengalahkan Turki 2-1 di perempat final.
Belanda bahkan menjadi satu-satunya tim semifinal yang lolos tanpa melalui extra time. Ini menjadi bukti bila Belanda lebih bagus dari Inggris dalam hal memanfaatkan peluang.Â
Namun, bila semifinal nanti ditentukan lewat adu penalti karena kedua tim bermain imbang hingga masa extra time, Inggris punya bekal lebih bagus ketimbang Belanda.Â
Ya, Inggris kini tidak lagi khawatir menghadapi adu penalti.Â
Salam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H