Apakah sampean (Anda) ikut dag dig dug alias jantungnya berdebar kencang saat menyaksikan perjuangan tim putra bulu tangkis Indonesia di Piala Thomas 2024 tadi malam?
Saya menjadi salah satu pecinta bulu tangkis yang merasakan dag dig dug nggak karuan saat menjadi saksi pertandingan tim Thomas Indonesia menghadapi India di pertandingan penyisihan Grup C tadi malam.
Utamanya ketika pertandingan kedua antara ganda putra Indonesia, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri melawan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.Â
Suasana menonton siaran langsung dari TV yang awalnya tenang, menjadi mendebarkan ketika Bagas/Fikri unggul 20-15 di game kedua. Di game pertama mereka sudah menang 24-22.
Jika Bagas/Fikri menang atas mantan ganda putra ranking 1 dunia itu, maka skor Indonesia Vs India jadi sama 1-1.
Sebelumnya, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting kalah rubber game dari Prannoy HS di pertandingan pertama yang membuat India unggul 1-0.Â
Yang terjadi, perasaan dag dig dug bercampur uring-uringan ketika Bagas/Fikri seolah hilang fokus dan tidak mampu medapatkan satu poin penentu. Malah, ganda India yang terus mendapatkan poin hingga skor sama 20-20.
Maka, setting point (deuce) pun terjadi. Dan, ganda India yang menang 24-22.Â
Kemenangan yang sudah di depan mata, ambyar.Â
Bagas/Fikri pun batal menang straght game karena harus melakoni game ketiga. Sampean (Anda) bisa membayangkan betapa ambyarnya perasaan pendukung Indonesia di momen ini.
Untungnya, Bagas/Fikri mampu tampil on fire di game ketiga dan memberikan kemenangan untuk Indonesia setelah unggul 21-19.
Diturunkannya Bagas/Fikri di pertandingan ini sebenarnya 'pertaruhan' dari tim pelatih. Sebab, mereka bukanlah ganda putra pertama Indonesia di Piala Thomas 2024 ini.
Masih ada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Namun, melawan India, Fajar/Rian diistirahatkan. Bagas/Fikri yang main.
Badminton lovers sejati pasti memahami keputusan itu. Menurut saya lebih ke insting data. Bahwa, Bagas/Fikri punya rekor bagus ketika menghadapi Shetty/Rankireddy dibandingkan Fajar/Rian.
Malah, Bagas dan Fikri disebut sebagai batu kripton bagi Shetty/Rankireddy bila mengibaratkan mereka Superman karena permainan smash-smash mereka yang mengerikan.
Jonatan Christie Bawa Indonesia Berbalik Unggul, Indonesia jadi juara grup
Usai kemenangan Bagas/Fikri, ketegangan belum usai. Tunggal putra Jonatan Christie yang main di game ketiga menghadapi Laksya Sen, juga harus melakoni rubber game.
Menang 21-18 di game pertama, Jonatan kalah 16-21 di game kedua. Lantas, juara Asia 2024 ini menang 21-17 di game ketiga dan membawa Indonesia berbalik unggul 2-1.
Yang menarik, Jojo lantas melakukan selebrasi, membalas selebrasi Prannoy HS saat mengalahkan Ginting.
Unggul 2-1, tim Thomas Indonesia di atas angin. Di dua game terakhir, Indonesia bisa mengambil poin lewat ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo.
Tim Thomas Indonesia pun menuntaskan pertandingan terakhir Grup C tersebut dengan kemenangan 4-1 atas India.
Ini kemenangan penting. Bukan hanya tentang memastikan lolos ke perempat final sebagai juara Grup C. Namun, ini juga kemenangan mental bagi pemain Indonesia.
Kita tahu, duel Indonesia Vs India ini merupakan ulangan final Piala Thomas 2022 di Thailand. Kala itu, India tampil sebagai juara untuk kali pertama setelah mengalahkan Indonesia 3-0.
Kini, dengan bisa menaklukkan India 4-1, itu menjadi parameter bahwa Jojo dkk sudah move on dari kekalahan di final dua tahun lalu. Sekaligus membuktikan bahwa tim Thomas Indonesia bisa menang melawan tim unggulan.
Sebelum mengalahkan India, Tim Thomas Indonesia menaklukkan Inggris 5-0 dan menang 4-1 atas Thailand. Itu membuat Indonesia tampil sebagai juara grup C.
Apa untungnya menjadi juara grup?Â
Keuntungannya, kita tidak bertemu sesama tim juara grup di perempat final. Sehingga, di atas kertas, peluang untuk lolos ke semifinal seharusnya lebih besar.
Dan terbukti, hasil drawing babak perempat final Thomas Cup, Indonesia bertemu Korea Selatan (runner up Grup A) di perempat final. Sedangkan India bertemu tim putra China yang merupakan juara Grup A.
Tentu saja, bertemu Korea Selatan lebih menyenangkan dibandingkan bertemu langsung dengan China di perempat final.
Memang, Korea Selatan memiliki ganda putra Seo Seung Jae/Kang Min Hyuk yang merupakan ganda putra juara dunia 2023. Namun, di sektor tunggal, Korea Selatan tidak punya pemain top dunia.
Faktanya, tidak ada pemain tunggal putra Korea yang nangkring di peringkat 20 besar dunia. Sebab, tidak ada tunggal putra Korea yang mampu bersaing di BWF World Tour sejak berakhirnya era Son Wan-hoo.Â
Namun, bukan berarti Indonesia bakal menang mudah.
Sebab, kejuaraan beregu itu nuansanya berbeda. Terkadang ranking pemain tidak begitu berpengaruh. Yang menentukan adalah motivasi dan seberapa kuat mental pemain.
Babak perempat final Indonesia Vs Korea Selatan akan dimainkan Jumat (3/5) besok bersamaan dengan Denmark Vs Chinese Taipei. Sementara China Vs India akan dimainkan Kamis (2/5) sore nanti. Bersamaan dengan Jepang vs Malaysia.Â
Bila Indonesia bisa mengalahkan Korea Selatan, maka calon lawan yang dihadapi di babak semifinal Piala Thomas 2024 adalah pemenang Denmark Vs Chinese Taipei.Â
Peluang juara Tim Thomas Indonesia
Bagaimana peluang tim Thomas Indonesia?
Menurut saya, komposisi tim Thomas Indonesia di Piala Thomas 2024 ini adalah yang terbaik. Sebab, semua pemain yang dibawa, memang yang terbaik saat ini.
Di tunggal putra ada Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Chico Aura Dwi Wardoyo, dan Alwi Farhan.
Ginting sebagai tunggal pertama, kita tahu kualitasnya.Â
Mungkin hanya fokus dan unforced error alias kesalahan sendiri yang masih harus perlu diperbaiki Ginting seperti saat melawan Prannoy tadi malam.
Tapi kita beruntung, Jonatan Christie tahun ini sedang dalam penampilan on fire. Tahun ini, dia sudah juara All England dan Kejuaraan Asia.
Chico Aura? Kita tahu kualitas dan agresivitas pemain kelahiran Jayapura ini.Â
Chico bisa diandalkan sebagai tunggal ketiga bila pertandingan harus ditentukan di game kelima. Alwi Farhan, sang juara dunia junior 2023 juga bisa diandalkan.
Pendek kata, Indonesia punya tiga tunggal putra yang bisa diandalkan untuk meraih poin kemenangan.
Di ganda putra, Fajar/Rian, paling berpengalaman. Mereka hanya perlu lebih fokus, bersemangat, dan percaya diri. Kekalahan dari ganda muda Thailand di babak penyisihan, tak perlu terlalu dibesar-besarkan.
Sementara Bagas/Fikri dan Leo/Daniel, mereka sudah matang karena suda bertahun-tahun ditempa di turnamen BWF World Tour dengan menghadapi ganda putra top dunia.Â
Ketiganya bisa diturunkan bergantian, bergantung siapa yang paling siap ataupun didasari analisis tim pelatih berdasarkan lawan yang dihadapi.
Secara materi tim, Indonesia seharusnya berpeluang untuk kembali juara seperti tahun 2020 silam.
Terpenting, pemain-pemain bisa fokus, mental kuat, dan bersemangat. Dan tentunya bebas dari cedera.
 Semoga, perjuangan tim Thomas Indonesia untuk meraih Piala Thomas yang ke-15 tahun in berjalan sesuai harapan badminton lovers Indonesia. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H