Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelajaran Ilmu Legawa dari Tim Mali U-17 di Piala Dunia U-17 2023

2 Desember 2023   10:04 Diperbarui: 2 Desember 2023   18:45 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Mali U-17 bergembira usai memenangkan laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia U-17/Kompas.com

Namun, kelegaan pemain-pemain Argentina berubah menjadi nestapa di babak adu penalti. Argentina kalah 2-4 dari Jerman. Sungguh malam yang level perubahan situasinya seperti rollor coaster bagi Claudio Echeverri dan kawan-kawannya.

Dengan suasana hati sama-sama remuk, Mali dan Argentina hanya punya waktu dua hari untuk move on guna main di pertandingan terakhir. Sekali lagi, pertandingan itu bukan urusan teknik lagi. Tapi lebih kepada motivasi.

Bahwa, siapa yang punya motivasi lebih besar untuk bangkit, siapa yang lebih bisa menganggap pertandingan perebutan tempat ketiga layaknya final, dia punya peluang besar untuk menang.

Dan, tadi malam, Mali U-17 membuktikan diri bahwa mereka lebih hebat dalam urusan ini ketimbang Argentina U-17. Tim asal Afrika ini tetap tampil ngeyel dan bersemangat seperti ketika bermain di laga-laga sebelumnya. 

Sebaliknya, Argentina tidak mampu tampil seperti saat menghadapi Jerman ataupun ketika melumat Brasil di babak perempat final.

Tiga gol dari Ibrahima Diarra di menit ke-9, Mamadou Doumbia di menit ke-45, dan Hamidou Makalou di menit ke-48 yang membuat Mali unggul 3-0, menjadi pembeda suasana kebatinan Mali dengan Argentina di pertandingan ini.

Dan memang, sebelum pertandingan digelar, Pelatih Soumalia Coulibaly menyebut anak asuhnya sudah melupakan kekalahan dari Prancis. Dia bahkan menyebut laga melawan Argentina seperti final mini. 

Coulibaly juga menegaskan bahwa anak asuhnya punya tujuan jelas di pertandingan tadi malam, yakni kembali pulang ke Mali dengan membawa medali.

"Saya katakan kepada pemain bahkan sebelum persiapan untuk turnamen ini. Bahwa target kita adalah memenangkan turnamen ini. Ketika gagal di final pertama, saya bilang kita perlu memenangkan final kedua. Ini penting untuk masa depan para pemain muda Mali ini," kata Coulibaly dalam jumpa pers seusai pertandingan.

Hasil ini merupakan pencapaian terbaik kedua yang dihasilkan tim Mali U-17 di Piala Dunia U17. Sebelumnya pada edisi 2015 di Chile, Mali U-17 lolos ke final. Namun, mereka dikalahkan Nigeria yang diperkuat Victor Osimhen, penyerang yang menjadi top skor dan kini main di Liga Serie A Italia bersama Napoli.

Kapten tim Mali U-17, Ibrahim Diarra menyebut timnya bisa belajar banyak dari penampilan mereka di Piala Dunia U-17 2023. Meski pada akhirnya, mereka tidak bisa mendapatkan target yang mereka harapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun