Timnas Argentina akan menjadi juara Piala Dunia 2022.
Demikian prediksi dari EA Sports FIFA yang dirilis ke publik pada tengah pekan kemarin.
Konon, prediksi itu tidak sembarangan. Sebab, EA SPORTS disebut-sebut sebelumnya tidak pernah keliru alias selalu benar menebak juara Piala Dunia sejak edisi 2010 hingga edisi 2018 lalu.
Meski, saya tidak tahu apakah prediksi itu juga menebak final Piala Dunia 2010 dan 2014 berlangsung dramatis hingga masa extra time dan satu gol penentu tercipta di babak kedua tambahan waktu sehingga prediksi itu rawan meleset.
Tapi yang jelas, rakyat Argentina pasti gembira dengan prediksi tersebut. Pendukung Argentina yang bukan Argentina, utamnya pecinta Lionel Messi juga pasti kegirangan ketika mendengar prediksi itu.
Mereka mulai membayangkan betapa mengharu birunya melihat Messi mengangkat piala dunia yang pada 2014 lalu hanya bisa ia tatap dari dekat tanpa bisa ia bawa pulang.
Argentina sangat siap tampil di Qatar
Kembali ke prediksi tersebut, terlepas apakah tebakan EA SPORTS kali ini kembali benar atau keliru, Argentina memang sudah sangat siap untuk tampil di Qatar.
Kesiapan Argentina tampil di Piala Dunia 2022, terlihat jelas saat Tim Tango beruji coba melawan Uni Emirat Arab di Abu Dhabi, pada Rabu (16/11) malam.
Di pertandingan yang dimainkan di Stadion Mohammed bin Zayed ini, Lionel Messi dkk seperti bersenang-senang di lapangan. Mereka menang 5-0 atas Uni Emirat Arab yang tidak akan ikutan tampil di piala dunia nanti.
Di pertandingan ini, Pelatih Argentina, Lionel Scaloni memang memainkan pemain-pemain terbaiknya. Scaloni seperti sedang melakukan gladi resik sebelum tampil resmi di Piala Dunia 2022.
Scaloni memainkan total 17 pemain. Selain 11 pemain yang masuk starting XI di babak pertama, dia juga memasukkan enam pemain di babak kedua.
Sebagai starter, Scaloni menurunkan pemain-pemain top seperti Emiliano Martinez (kiper), bek tengah Lisandro Martinez dan Nicolas Otamendi, lalu pemain tengah Angel Di Maria, Rodrigo de Paul, Leandro Paredes, hingga Julian Alvares, dan Lionel Messi di lini depan.
Argentina sudah unggul 4-0 di babak pertama lewat gol Julian Alvarez di menit ke-17 meneruskan assist dari Messi, dua gol indah dari Di Maria di menit ke-25 dan 36 dan gol berkelas Leo Messi di menit ke-44 yang membuat kebingungan bek-bek Uni Emirat Arab.Joaquin Correa mencetak gol penutup di meenit ke-60.Â
Di babak kedua, Scaloni memasukkan empat pemain di awal laga. Di Maria, Paredes, Marcos Acuna, Alexis Mac Allister.
Menariknya, Scaloni memainkan Messi hingga akhir pertandingan. Seolah dia tidak punya rasa cemas bila sang megabintang mengalami cedera. Sementara Piala DUnia 202 sudah di depan mata.
Toh, Messi bisa mengakhiri laga dengan bebas cedera dan menunjukkan bila dirinya sangat siap tampil di Piala Dunia kelimanya sekaligus sangat mungkin yang terakhir baginya.
Sayangnya, kabar buruk lantas menimpa Joaquin Correa. Sang pencetak gol terakhir ini cedera dan tidak bisa ikut ke Piala Dunia. Posisinya digantikan Joauqin Almada. Begitu juga dengan Nicolas Gonzalez yang digantikan Angel Correa.
Argentina menghindari Prancis di babak 16 besar
Sebenarnya, bukan tanpa alasan bila Argentina memilih Uni Emirat Arab sebagai lawan tanding di pertandingan gladi resik menuju Piala Dunia 2022.
Sebab, di pertandingan pertama di Piala Dunia 2022 nanti, Argentina akan menjamu Arab Saudi pada Selasa (22/11) malam.
Secara tipikal permainan, Uni Emirat Arab tidak jauh berbeda dengan gaya main Arab Saudi. Karenanya, memilih lawan Uni Emirat Arab menjadi pemanasan cerdas bagi Argentina.
Di atas kertas, Argentina diunggulkan menang atas Arab Saudi. Bahkan, bukan tidak mungkin, skor besar seperti hasil akhir saat melawan Uni Emirat Arab, bakal terulang.
Bagi Arab Saudi, bertemu Argentina di awal turnamen jelas bukan undian yang ramah. Mimpi buruk seperti datang lagi. Sebab, di Piala Dunia 2018 lalu, Arab Saudi kalah telak 0-5 dari Rusia  di pertandingan pembukaan Piala Dunia 2018.
Selain tergabung dengan Arab Saudi, Argentina di Piala Dunia 2022 berada di Grup C bersama Meksiko dan juga tim Eropa, Polandia.
Usai melawan Arab Saudi, Lionel Messi dkk akan menghadapi Meksiko yang terkenal sulit ditaklukkan pada 26 November. Lantas, menghadapi Polandia dengan Robert Lewandowski nya di laga pamungkas pada 30 November.
Argentina mengincar jadi juara Grup C. Ini bukan hanya soal gengsi. Tapi juga penerawangan masa depan.
Ya, status juara grup ini berkaitan dengan lawan yang mereka hadapi di babak 16 besar. Bila jadi juara Grup C, Argentina akan bertemu tim runner-up dari Grup D yang berisikan juara bertaha Prancis, Australia, Denmark, dan tim Afrika Tunisia.
Nah, terlepas adanya mitos kutukan juara bertahan, Prancis diunggulkan akan tampil sebagai juara Grup D. Argentina tentu tidak ingin berjumpa Prancis di babak 16 besar semisal bisa mereka hanya menjadi runner-up Grup C.
Bila masih mungkin bisa menghindari laga final kepagian, tentu akan sebisa mungkin diupayakan Argentina. Caranya tentu dengan menyapu bersih tiga laga fase grup dengan kemenangan.
Saatnya Argentina mengakhiri episode merana sejak 1990
Bagi Argentina, Piala Dunia 2022 bakal spesial.
Setelah menjadi juara Copa America edisi 2021 lalu, Tim Albiceleste percaya diri menyambut piala dunia tahun ini. Ditambah lagi motivasi memberikan 'kado' untuk Messi yang bakal melakoni piala dunia terakhirnya.
Terlepas dari keinginan Angel Di Maria dkk untuk memberikan kado terindah bagi Messi, skuad Argentina tentu ingin mengakhiri rentetan hasil buruk di Piala Dunia.
Sebab, sudah terlalu lama, Argentina tidak juara di piala dunia. Sejak Diego Maradona membawa Argentina jadi juara dunia di Meksiko pada tahun 1986 silam, Argentina tak pernah lagi juara piala dunia. Sudah 36 tahun.
Setelah itu, setiap piala dunia datang, yang ada hanya cerita merana.
Kalah menyakitkan di final Piala Dunia 1990 dari Jerman Barat lewat gol penalti Andreas Brehme di menit ke-85.
Lalu, dipecundangi Gheorghe Hagi dkk dari Rumania 3-2 di babak 16 besar Piala Dunia 1994. Lalu, takluk 1-2 dari Belanda oleh gol penentu menawan Dennis Bergkamp di Piala Dunia 1998.
Yang paling menyebalkan, Argentina bahkan pernah tidak lolos dari fase grup di Piala Dunia 2002. Salah satunya karena gol penalti David Beckham saat kalah 0-1 dari Inggris.
Lantas, di awal kehadiran Lionel Messi di Piala Dunia 2006, Argentina terhenti di perempat final usai kalah adu penalti 2-4 dari Jerman. Kedua tim bermain 1-1 di waktu normal.
Argentina lagi-lagi tersingkir di perempat final di Piala Dunia 2010. Dan lagi-lagi kalah dari Jerman. Tapi kali ini dengan skor memalukan, 0-4. Jerman menghajar Argentina tanpa ampun lewat gol cepat pemain debutan Thomas Muller, Â dua gol pemain senior Miroslav Klose dan gol penutup Arne Friedrich.
Jerman benar-benar menjadi musuh menyebalkan bagi Argentina.
Jerman seperti mimpi buruk yang berulang bagi Argentina. Mereka kembali berjumpa di final Piala Dunia 2014. Kita tahu, gol Mario Gotze di masa extra time membuat Argentina menangis. Jerman juara.
Seorang fotografer lantas dengan cermat mengabadikan foto Lionel Messi yang hanya bisa menatap trofi Piala Dunia dengan tatapan sendu. Merindu tapi tak bisa memiliki. Foto itu jadi foto olahraga terbaik di tahun itu.
Dan di Piala Dunia 2018 lalu, Argentina takluk dari Prancis lewat salah satu  pertandingan terbaik di piala dunia. Argentina pulang setelah kalah 3-4 dari Prancis yang akhirnya jadi juara.
Bagaimana di piala dunia 2022 kali ini? Ah, setelah serial episode merana yang panjang, pendukung Argentina tentu kali ini ingin merasakan happy ending di Qatar. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H