Berawal dari momen ini, pemain-pemain Indonesia semakin percaya diri. Sebaliknya, pemain-pemain Malaysia mulai terlihat terburu-buru. Dan, momen berikutnya muncul di menit ke-43.
Pratama Arhan yang tampil percaya diri, menunjukkan dirinya bukan hanya piawai melakukan lemparan ke dalam. Pemain berusia 19 tahun ini meliuk-liuk membelah pertahanan Malaysia. Lantas, mencoba melakukan shoot.
Dan, sampeyan tahu, di sepak bola, keberuntungan datang didahului usaha. Ya, usaha Arhan itu mengundang keberuntungan. Muncul lucky ball. Bola tendangannya yang bergerak liar, disambar Irfan Jaya untuk membawa Indonesia berbalik unggul 2-1.
Itu momen kedua yang menghancurkan mental pemain-pemain Malaysia. Harapan mereka untuk setidaknya menutup babak pertama dengan skor imbang, ambyar.
Malah, petaka kembali menghantam Malaysia.
Di akhir babak pertama, Safawi Rasid mengalami cedera usai perebutan bola dengan bek Indonesia, Alfeandra Dewangga. Dia lalu diganti alias tidak ikut bermain di babak kedua.
Cederanya Safawi (24 tahun) sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan, menjadi momen ketiga yang menghancurkan mental tim Harimau Malaya.
Sebab, Safawi merupakan pemain andalan Malaysia di lini serang. Winger asal klub Johor Darul Ta'zim yang dipinjamkan ke klub Portugal, Portomonense ini merupakan top skor Malaysia di Piala AFF 2020. Dia sudah mencetak empat gol.
Shin Tae-yong puji mental tanding anak asuhnya
Di babak kedua, Pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe, memasukkan seorang bek, Dominic Tan, untuk menggantikan Safawi.
Tan mungkin ingin menata kembali pertahanan Malaysia yang sempat tampil semrawut di akhir babak pertama, sembari berharap bisa menyamakan skor.