Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia Tanpa Gelar Sejak 2010, Inilah Para Juara Indonesia Masters 2021

21 November 2021   17:31 Diperbarui: 21 November 2021   17:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya gagal mempertahankan gelar di Indonesia Masters 2021/BWF

Selalu ada yang pertama dalam olahraga. Namun, bila yang terjadi pertama kali itu ternyata kabar menyesakkan, tentu rasanya pahit untuk diterima.

Kenyataan pahit itulah yang harus dirasakan Indonesia sebagai tuan rumah turnamen bulutangkis Indonesia Masters 2021 yang digelar di Nusa Dua, Bali.

Untuk kali pertama sejak turnamen ini digelar pada 2010 silam, tidak ada satupun wakil Indonesia yang juara.

Ya, Indonesia tanpa gelar di Indonesia Masters tahun ini. Satu-satunya harapan Indonesia untuk melanggengkan tradisi selalu juara di nomor ganda putra, juga ambyar.

Pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya kalah 'hoki' dari ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi lewat rubber game 11-21, 21-17, 19-21 di final yang berlangsung Minggu (21/11) siang.

Di penyelenggaraan sebelumnya, minimal ada dua wakil Indonesia bisa juara di turnamen yang kali pertama digelar di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 2010 silam. Bahkan, di tahun 2020 lalu, ada tiga wakil Indonesia yang juara.

Salah satunya pasangan Marcus/Kevin. Tahun 2020 lalu, mereka bisa hat-trick alias meraih gelar juara tiga kali beruntun.

Karenanya, kekalahan di final tadi memupus harapan mereka untuk mempertahankan gelar sekaligus gagal menjadi wakil Indonesia pertama yang bisa juara empat kali di Indonesia Masters.

Marcus/Kevin lambat panas di game pertama

Kekalahan Marcus/Kevin di final sejatinya cukup mengejutkan. Pasalnya, ganda Jepang yang mereka hadapi, merupakan 'lawan favorit'. Sebab, Marcus dan Kevin tidak pernah kalah dari mereka.

Data head to head kedua pasangan menunjukkan, dari 10 kali pertemuan melawan Hoki dan Kobayashi, Marcus dan Kevin selalu menang. Menang 10-0. Meski, kedua pasangan sebelumnya tidak pernah berjumpa di final.

Namun, head to head buruk itu rupanya membuat Hoki dan Kobayashi sangat termotivasi untuk bisa meraih kemenangan perdana atas Marcus dan Kevin. Dan itu di final.

Dan memang, di pertandingan final yang lebih mendebarkan, apapun bisa terjadi. Marcus/Kevin yang menjadi unggulan 1, tidak serta merta bisa mendominasi permainan.

Justru, pasangan Jepang ini langsung tampil menggebrak. Malah, Marcus dan Kevin nampak lambat panas.

Sejak awal pertandingan, Hoki dan Kobayashi selalu unggul dalam perolehan poin. Mereka unggul 3-0, 5-2, 6-3, hingga akhirnya menutup interval pertama dengan skor 11-5.

Bahkan, di interval kedua, keunggulan ganda Jepang menjauh jadi 14-5. Bahkan sempat unggul 18-7. Di poin ini, Marcus/Kevin sempat mendapat empat poin beruntun. Namun, ganda Jepang menutup game 1 dengan skor 21-11.

Sampeyan (Anda) yang melihat langsung tayangan ini, bisa melihat betapa Marcus dan Kevin nampak lebih sering menunggu. Itu yang membuat Hoki dan Kobayashi nampak nyaman menyerang dan mendapatkan poin.

Di game kedua, Marcus/Kevin sudh panas. Mereka bisa unggul cepat hingga di angka 10-1 dan menutup interval pertama game ini dengan skor 11-2. Namun, pasangan Jepang tampil lebih ganas di interval kedua dan mendapat banyak poin. Skor sempat menipis di angka 19-17. Tapi, Marcus/Kevin lantas memenangi game ini 21-17 dan memaksakan rubber game.

Di game ketiga bisa dibilang merupakan duel sebenarnya. Ketat sejak awal. Mereka saling berkejaran dalam perolehan poin. 3-3, 5-5, 9-9. Ganda Jepang sempat unggul 15-11, tapi Marcus/Kevin lantas mengejar.

Momen mendebarkan terjadi saat skor sama kuat 19-19. Marcus giliran serve. Setelah adu enam pukulan, shuttlecock pukulan Kobayashi dibiarkan Kevin yang mengira keluar. Ternyata masuk.

Ganda Jepang pun unggul 20-19. Mereka butuh satu poin untuk memenangi final. Yang terjadi, sebuah smash menyilang Kobayashi yang tidak bisa dikembalikan Kevin, menjadi akhir final tersebut.

Ganda Jepang pun jadi juara Indonesia Masters 2021. Hoki dan Kobayashi menjadi pasangan Jepang pertama yang bisa menjadi juara nomor ganda putra  di Indonesia Masters 2021.

Jepang jadi juara umum

Keberhasilan Hoki dan Kobayashi menjadi juara, rupanya menjadi pembuka jalan bagi pemain Jepang lainnya.

Di pertandingan setelahnya, di game final keempat, giliran ganda putri Jepang yang naik podium juara. Pasangan Nami Matsuyama/Chiharu Shida tampak terlalu tangguh bagi ganda Korea, Jeong Na Eun/Kim Hye Jeong.

Matsuyama/Shida menang straight game 21-9, 21-11 dalam waktu 46 menit. Untuk ukuran ganda putri, itu terbilang sebentar. Sebab, final ganda putri biasanya memakan waktu lebih dari satu jam.

Dan di final terakhir, Jepang meraih gelar ketiga lewat tunggal putra Kento Momota. Sang world number one tampil hebat saat mengalahkan pemain Denmark juara Indonesia Masters 2019, Anders Antonsen dengan skor, 21-17, 21-11 dalam waktu 49 menit.

Ini merupakan gelar pertama Momota di Indonesia Masters sekaligus mengakhiri paceklik gelar baginya. Kali terakhir Momota juara terjadi di Malaysia Masters pada 12 Januari 2020 silam.

Dengan tiga gelar tersebut, Jepang layak menjadi 'juara umum' di Indonesia Masters tahun ini. Bahkan, Jepang sebenarnya berpeluang meraih empat gelar. Namun, tunggal putri andalan mereka, Akane Yamaguchi, takluk dair 'bocah ajaib' asal Korea Selatan, An Se-young.

An Se-young (19 tahun) jadi juara setelah mengalahkan Yamaguchi yang sebenarnya sedang on form dengan skor 21-17, 21-19. An Se-young jadi tunggal putri pertama yang bisa juara di Indonesia Masters.

Satu gelar di nomor ganda campuran diraih oleh pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Di final, unggulan 1 ini mengalahkan ganda Hong Kong, Thang Chun man/tse Ying Suet 21-11-21-12.

Ini gelar kedua beruntun bagi Dechapol/Sapsiree setelah pada 7 November lalu, mereka juara di Hylo Open di Jerman dengan mengalahkan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva.

Dan itu menjadi bukti betapa mereka bisa tampil konsisten. Nyatanya, ketika Praveen/Melati langsung out di putaran pertama, ganda Thailand ini bisa masuk final dan meraih gelar beruntun.

Toh, meski kecewa, pecinta bulutangkis Indonesia tidak perlu berlama-lama memendam kekecewaan. Sebab, pekan depan, wakil Indonesia akan kembali tampil di turnamen Indonesia Open di tempat yang sama. Tentu, kita berhara wakil Indonesia meraih hasil lebih bagus.

Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun