Bagaimana bisa, pemain bisa langsung fokus ke lapangan usai tampil habis-habisan di kejuaraan beregu yang lebih menguras emosi dan fisik ketimbang bermain di level individu.
Kita tahu, Indonesia tampil sebagai juara Piala Thomas 2020 yang dimainkan di tahun 2021 itu.
Bagaimanapun, sehebat-hebatnya trio ganda putra Indonesia, mereka juga manusia biasa yang butuh jeda. Butuh mengistirahatkan fisik maupun pikiran. Itu penting agar mereka tidak sampai burn out karena tekanan harus selalu tampil prima.
Nah, istirahat dua hari tentu kurang ideal untuk mengembalikan kebugaran mereka.
Itu faktor utama yang membuat mereka tampil tidak maksimal di Denmark Open. Hendra/Ahsan terhenti di putaran pertama, Marcus/Kevin kalah di putaran kedua, dan Fajar/Rian out di perempat final.
Kalau di sepak bola, dengan banyaknya pertandingan di kompetisi liga dan kejuaraan, seorang pelatih memilih prioritas yang dikejar. Dia memilih menurunkan pemain pelapis di turnamen yang tidak termasuk incaran demi menjaga kondisi pemain inti agar bisa bugar di target utama.
Siapa tahu, trio ganda Indonesia juga berpikir begitu.
Mereka berpikir realistis bahwa kondisi fisik tidak bisa dipaksa untuk bermain habis-habisan di dua turnamen yang jadwalnya 'gila'. Karenanya, bilapun tidak tampil oke di Denmark Open tetapi mereka bisa menyimpan tenaga agar tampil maksimal di French Open.
Trio Ganda Putra Indonesia tampil hebat di Paris
Itulah yang terjadi di Prancis Terbuk . Trio ganda putra Indonesia mampu tampil hebat. Marcus/Kevin, Hendra/Ahsan, dan Fajar/Rian memperlihatkan kelasnya sebagai ganda putra kelas dunia.
Kemarin, Fajar/Rian yang bermain di pertandingan pertama, menang straight game atas ganda tuan rumah, Christo Popov/Toma Junior Popov dengan skor 21-12-21-15 dalam waktu 37 menit.