Ketika Denmark Open mulai digelar pada 19 Oktober lalu, ada harapan pemain-pemain Indonesia akan membawa pulang gelar.
Sebab, Indonesia tampil dengan pemain-pemain terbaik di lima nomor yang dipertandingkan. Full team. Plus, semangat pemain yang tengah on fire usai menjadi juara Piala Thomas dua hari sebelumnya.
Yang terjadi, di final Denmark Open yang dimainkan Minggu (24/10) petang hingga malam, tidak ada satupun pemain Indonesia.
Ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang jadi unggulan 1, tersingkir cepat di putaran II. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga tereliminasi dini.
Tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang jadi harapan, terpaksa mundur karena cedera.
Harapan terakhir ada pada pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva di ganda campuran. Toh, Praveen/Melati yang pernah juara Denmark Open tahun 2019, kali ini terhenti di semifinal. Gagal ke final.
Jepang borong tiga gelar
Denmark Open tahun ini sungguh berakhir pahit bagi pemain-pemain Indonesia. Termasuk bagi badminton lovers Indonesia yang hanya bisa menyaksikan pemain Jepang, China, dan Denmark menaiki podium juara.
Jepang menjadi 'juara umum' di Denmark Open 2021 usai meraih tiga gelar lewat tunggal putri Akane Yamaguchi, pasangan ganda putra Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, dan pasangan ganda campuran, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Yuta/Arisa yang tampil on fire, memang layak juara. Di final, mereka mengalahkan ganda campuran andalan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai 21-18. 21-9. Ganda Thailand inilah yang mengalahkan Praveen/Melati.
Sementara China menggondol gelar juara di ganda putra lewat pasangan baru, Huang Dongphing/Zeng Yu. Dong Ping, peraih medali emas di nomor ganda campuran yang kali ini gagal meraih gelar di nomor aslinya, ternyata juara di ganda putri.
Tuan rumah akhirnya bisa tersenyum lega setelah Viktor Axelsen menjadi juara usai. Sebelumnya, publik tuan rumah dipaksa gigit jari saat ganda putra, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dikalahkan ganda Jepang.
Axelsen memenangi laga kelas dunia melawan world number one asal Jepang, Kento Momota di pertandingan final terakhir.
Kalah 20-22 di game pertama, Axelsen berbalik menang 21-18, 21-12 di game kedua dan ketiga. Gelar ini menjadi bukti, Axelsen kini menjadi tunggal putra yang paling sulit dikalahkan.
Sebelumnya, dia meraih medali emas Olimpiade 2020. Di Piala Thomas dan Piala Sudirman, meski Denmark gagal juara, tetapi Axelsen tidak terkalahkan.
Putri KW juara di Cech Open
Toh, di tengah kabar pahit dari Odense Denmark itu, masih ada kabar bagus untuk bulutangkis Indonesia. Ada kabar bagus dari Poznan di Rep.Ceko.
Itu setelah tunggal putri Indonesia, Putri Kusumawardani menjadi juara di turname Li Ning Czech Open International Series 2021, Minggu (24/10).
Di final, Putri yang baru berusia 19 tahun, mengalahkan tunggal putri Malaysia, Siti Nurshuhaini lewat straight game, 21-16, 21-5.
Dari skor mencolok itu, utamanya di game kedua, kita yang tidak menyaksikan langsung pertandingan tersebut, bisa menyimpulkan bahwa Putri KW mendominasi final tersebut. Â
Memang, Czech Open yang merupakan turnamen International Series, kelasnya masih sangat jauh dari Denmark Open yang kelasnya BWF World Tour Super 1000.
Lawan-lawan yang dihadapi Putri bukanlah pemain world class. Tapi jangan lupa, Putri juga rankingnya masih di atas 100-an (ranking 124). Toh, dia mampu meraih gelar.
Jadi, jangan hanya karena Czech Open itu turnamen kelas International Series lantas membuat kita meremehkan gelar tersebut. Jangan bila gagal diolok-olok tapi bila juara dianggap biasa.
Pendek kata, pencapaian Putri di Rep.Ceko itu layak kita apresiasi. Bahwa, Putri mampu menunjukkan dirinya memang layak diberi kepercayaan untuk tampil di turnamen internasional.
Gelar kedua Putri KW di Eropa di tahun 2021
Apalagi, bukan kali ini saja, Putri KW bisa juara di turnamen yang digelar di Eropa.
Kita masih ingat, pada Mei 2021 lalu, Putri juga juara di Spain Masters, turnamen BWF World Tour Super 300 yang kelasnya di atas Czech Open. Di final, dia mengalahkan pemain Denmark, Line Christophersen yang rankingnya jauh di atasnya (ranking 27).
Terpenting, Putri harus  terus diasah kemampuannya dengan turun di turnamen internasional. Hanya dengan cara itu, kemampuannya akan semakin matang.
Terlebih, bila sering meraih hasil bagus, apalagi bila bisa juara di turnamen internasional, tentu itu akan menaikkan peringkatnya di ranking BWF.
Bila peringkatnya terus naik, Putri kelak akan bisa tampil reguler di turnamen BWF World Tour. Dia akan rutin bersaing dengan pemain-pemain kelas dunia. Dengan begitu, kemampuannya akan semakin terasah.
Dan itu akan berdampak bagus bagi bulutangkis Indonesia. Apalagi, Piala Uber 2022 hanya berjarak 7 bulan dari sekarang. Kemungkinan akan digelar pertengahan tahun 2022 di Thailand.
Akan keren bila Putri terus berkembang dan menjadi andalan Indonesia di Piala Uber 2022 selain Gregoria Mariska Tunjung. Terlebih, Putri tentu penasaran karena kurang tampil maksimal dalam debutnya di Piala Uber tahun ini pada dua pekan lalu. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H