Indonesia sementara unggul 1-0 atas China di final Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10) malam. Poin kemenangan pertama untuk Indonesia diraih oleh Anthony Sinisuka Ginting.
Ginting (24 tahun) yang turun sebagai tunggal pertama Indonesia, menang rubber game atas Lu Guangzu (24 tahun). Pemain kelahiran Cimahi ranking 5 dunia ini sempat 'nge-prank' di game pertama.
Ginting sempat kalah 18-21 di game pertama.
Dari tayangan langsung di layar televisi, Ginting nampak masih mencoba membaca permainan Lu Guangzu di game pertama.
Maklum, Lu Guangzu memang bukan lawan yang sering dihadapi Ginting. Berbeda dengan pemain China seperti Chen Long  atau Shi Yuqi yang sudah beberapa kali bertemu di lapangan.
Meski memang, Lu Guangzu langsung gas pol di game pertama. Dia bermain agresif dengan beberapa kali melakukan jumping smash yang menghasilkan poin.
Ditambah lagi Ginting beberapa kali melakukan error sendiri saat pukulan returnnya menyangkut di net ataupun keluar lapangan.
Sepanjang interval pertama, Ginting nyaris selalu tertinggal dalam perolehan poin. Di Interval kedua, Lu Guangzhu semakin percaya diri dan akhirnya menang 21-18.
Namun, kekalahan di game pertama itu rupanya cukup bagi Ginting untuk menghafal permainan Lu Guangzhu. Dia sudah tahu polanya. Dia seperti memberi angin dulu kepada lawannya. Nge-prank istilah anak sekarang.
Di game kedua, permainan Ginting mulai keluar. Dia tidak kesulitan untuk meraih poin demi poin. Dia menang 21-14 dan memaksanakn laga berlanjut ke game ketiga.
Di game penentuan, Ginting menunjukkan kelasnya sebagai pemain ranking 10 besar dunia. Skenario serangannya rapi. Melakukan drop shot lantas menuntaskannya dengan smash ketika Lu Guangzhu mengangkat shutlecock. Terlebih, Lu Guangzhu juga tidak seganas game pertama.