Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menguak Alasan Indonesia Turunkan "Line Up" Kejutan di Final Piala Thomas

17 Oktober 2021   17:23 Diperbarui: 17 Oktober 2021   18:02 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda Indonesia, Fajar Alfian/Rian Ardianto akan tampil di final Piala Thomas/Foto: Yohan Nonotte/Badminton Photo

Tiga poin kemenangan Indonesia di final tersebut diraih Hendrawan, pasangan Tony Gunawan/Rexy Mainaky, dan Taufik Hidayat yang kala itu baru berusia 18 tahun.

Meski, secara head to head, Indonesia masih kalah 2-3 dari China dalam lima kali perjumpaan di final Piala Thomas.

Untuk sejarah pertemuan Indonesia melawan China di final Piala Thomas, silahkan mengulik tulisan saya sebelumnya https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/616bafe58bae9315d43bd982/indonesia-dan-peluang-deja-vu-juara-piala-thomas-2000-di-kuala-lumpur.

Pada akhirnya, tentu saya berharap Indonesia yang juara. Sebab, inilah saat terbaik mengakhiri penantian 19 tahun membawa pulang Piala Thomas. Kali terakhir Indonesia juara Piala Thomas terjadi pada 2002 silam. Ayo juara!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun