Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Lupakan Final Pahit Piala Thomas 2016, Saatnya Membalas Denmark di Rumahnya

16 Oktober 2021   11:49 Diperbarui: 16 Oktober 2021   13:12 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting (kiri) akan bersua Viktor Axelsen saat Indonesia jumpa Denmark di semifinal Piala Thomas, Sabtu (16/10)/KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO 

Sementara di nomor ganda, Denmark tampak tidak istimewa. Mereka belum punya pengganti sepadan Mathias Boe/Carsten Mogensen yang menjadi andalan di Piala Thomas 2016 silam.

Pasangan Kim Astrup (29 tahun) dan Anders Skaarup Rasmussen (32 tahun) kalah saat melaawan Jerman dan India di perempat final. Lalu pasangan Mathias Christiansen (27 tahun) dan Frederik Sogaard (24 tahun), kalah saat melawan Korea.

Nah, merujuk fakta itu, Indonesia berpeluang mengalahkan Denmark. Utamanya dengan memaksimalkan nomor ganda.

Andai Marcus Gideon/Kevin Sanjaya tampil seperti seharusnya, mereka bisa menang atas Astrup/Rasmussen di game kedua. Begitu juga Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto yang bakal melawan Christiansen/Sogaard di game keempat.

Andai dua game nomor ganda bisa diambil, tantangan berat adalah mengambil salah satu game melawan Axelsen atau Antonsen.

Ginting yang akan menghadapi Axelsen, harus kembali memperlihatkan permainan kelas dunia seperti saat mengalahkan Lee Zii Jia (Malaysia). Bermain cepat, rapi, dan minim error.

Permainan Axelsen memang tidak seagresif Lee Zii Jia. Namun, juara dunia 2017 ini lebih tenang dan jarang melakukan error. Dia juga punya kemampuan menguasai lapangan melebihi Zii Jia.

Dikutip dari akun Instagram resmi PBSI, Ginting menyebut faktor kunci mengalahkan Lee Zii Jia karena dirinya bermain lebih agresif seperti diminta oleh pelatih. "Untuk mendapatkan angka, saya harus siap capek," sebut Ginting.

Nah, permainan agresif sejak awal pertandingan dan siap capek itulah yang harus kembali dilakukan Ginting untuk mendapatkan poin demi poin melawan Axelsen.

Sementara Jonatan Christie wajib langsung gas pol saat melawan Antonsen. Penampilan melempem Jonatan di game pertama saat melawan Malaysia tidak boleh terulang. Sebab, bila kalah di game pertama, akan susah mengejar Antonsen di game kedua.

Tentu, kita berharap Indonesia bisa menang nyaman 3-0 seperti saat melawan Malaysia tadi malam. Atau, paling tidak menang dengan skor 3-1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun