Kawan yang kini menjadi leader di sebuah kantor pengacara ini bercerita tentang salah satu anak buahnya yang ketahuan menduakan pekerjaannya.
Menurutnya, tanpa pernah kulo nuwun alias berbincang meminta izin kepada dirinya, anak buahnya itu mengirimkan beberapa lamaran kerja ke tempat lain.
Memang, hal seperti itu sebenarnya biasa terjadi di dunia kerja.
Seorang pekerja yang merasa kurang puas dengan pekerjaannya, lantas mencoba mencari peruntungan baru di tempat lain yang dianggapnya lebih bagus. Utamanya dari sisi gaji.
Masalahnya, ketika dia mulai berpikir untuk menduakan pekerjaannya, dia jadi kurang fokus dengan pekerjaannya di kantor yang sekarang. Sebab, pikirannya sudah berada di tempat lain.
"Aku suruh dia ikut menghadiri sidang di luar kota, menolak. Disuruh mendatangi klien juga nggak mau. Beberapa kali seperti itu. Ada saja alasannya. Seharian bisa di depan laptop. Entah maunya apa," ujar kawan tersebut.
Sikap sak karepe dhewe bawahannya itu lantas terjawab. Kawan saya itu tahu tanpa disengaja perihal menduanya fokus kerja anak buahnya itu.
Dia menerima telepon dari kantor pengacara lain yang menelepon ke kantornya. Menanyakan perihal bagaimana kinerja bawahannya tersebut. Memberitahukan bila dia melamar kerja di tempatnya.
Bahkan, tidak hanya satu, ada juga kantor lainnya yang menelepon dan penasaran menanyakan hal serupa. Bagaimana kinerja anak buahnya itu selama bekerja di kantor kawan saya itu.
Masalahnya lagi, si anak buah itu tidak jujur ketika melamar kerja.
Dia mengaku sudah berhenti bekerja dari kantor pengacara kawan saya. Ternyata, tanpa dia sadari, orang-orang di level atas, meskipun kelihatannya bersaing dalam kerja, ternyata saling kontak baik.