Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Bawa Anak-anak Muda dari Nusantara, Indonesia Ingin Hasil Bagus di Piala Uber 2020

7 Oktober 2021   06:58 Diperbarui: 7 Oktober 2021   14:02 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membawa banyak pemain muda, tim Uber Indonesia memburu hasil maksimal di Piala Uber 2020.| Sumber: Dokumentasi Badminton Indonesia

Tim putri Indonesia yang akan tampil di Piala Uber 2020 harus percaya bahwa hidup itu seperti rollercoaster. Naik turun.

Ada kalanya di atas. Ada waktunya di bawah. Dan ketika berada di bawah, akan ada saatnya untuk kembali menanjak. Kembali naik. Kembali meraih tempat di atas.

Siklus pencapaian tim putri Indonesia di Piala Uber memang bak rollercoaster. Meski tidak langsung naik turun naik. Melainkan pernah di atas lantas turun. Sayangnya susah naik lagi. Mungkin sedang ngadat.

Ya, sejak juara beruntun di tahun 1994 dan 1996 silam, tim putri Indonesia tak pernah lagi bisa juara Piala Uber. Dua kali masuk ke final di edisi 1998 dan 2008 tapi gagal mengalahkan China yang sedang bagus-bagusnya.

Itu final terakhir Indonesia di Piala Uber. Di edisi 2010, Indonesia terhenti di semifinal. Dan, itu juga semifinal terakhir tim putri kita.

Setelahnya, dalam empat kali partisipasi, tim putri Indoensia selalu mentok di perempat final. Termasuk edisi Piala Uber terakhir (2018) di Bangkok, Thailand. Greysia Polii dan kawan-kawan dihentikan Thailand di perempat final.

Toh, pencapaian minimalis itu tidak boleh membuat kita kehilangan harapan. Percaya, tim putri Indonesia bisa lebih baik. Bahwa, rollercoaster yang lama ada di bawah itu akan kembali naik.

Bawa anak-anak muda, tim Piala Uber bisa move on

Lalu bagaimana peluang tim putri Indonesia di Piala Uber 2020 yang dimulai Sabtu (9/10) di Aarhus, Denmark?

Ada optimisme ketika tahu daftar nama tim putri Indonesia di Piala Uber 2008. Dari 12 pemain yang dibawa, PBSI memasukkan banyak anak muda yang baru berusia 20 tahunan. Malah ada tiga nama yang masih belasan tahun.

Hanya Greysia Polii (34 tahun), Apriyani Rahayu (23 tahun) dan Gregoria Mariska Tunjung (22 tahun) yang merupakan 'alumni' Piala Uber 2018. Selebihnya bakal melakoni debut di Piala Uber.

Menariknya, anak-anak muda itu mencerminkan karakter Indonesia yang heterogen. Mereka berasal dari berbagai kota dan daerah di penjuru nusantara.

Merujuk pada makna di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nusantara merupakan sebutan bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

Ada nama Putri Syaikah (20 tahun) remaja asal Padang, Sumatera Barat yang bermain di ganda putri bersama Nita Violina (20 tahun), gadis asal Majalengka, Jawa Barat. Lalu ada pasangan Siti Fadia (20 tahun) asal Bogor yang berpasangan dengan Ribka Sugiarto (21 tahun) dari Karanganyar, Jawa Tengah.

Sementara di sektor tunggal ada Putri Kusumawardani (19 tahun), remaja asal Tangerang, Banten, hingga Ester Nurumi Tri Wardoyo, gadis 16 tahun yang kelahiran Jayapura, Papua.

Memang, anak-anak muda itu masih minim pengalaman. Bahkan, mayoritas dari mereka baru kali ini merasakan pengalaman tampil di kejuaraan beregu.

Namun, mereka punya potensi. Mereka juga punya semangat. Mereka ingin membuktikan memang layak membela Indonesia di ajang bergengsi sekelas Piala Uber.

Dengan suntikan motivasi dari Greysia Polii, pemain paling senior, kapten, dan juga peraih medali emas Olimpiade 2020, anak-anak muda itu bisa tampil mengejutkan.

Tim putri Indonesia ada di Grup A, bersaing dengan juara bertahan

Bicara peluang, tentu tidak lepas dari siapa saja lawan-lawan Indonesia di Piala Uber 2020.

Sampeyan (Anda) mungkin sudah mengetahui bahwa tim putri Indonesia ada di Grup A bersama juara bertahan Jepang serta dua tim Eropa, Prancis, dan Jerman.

Untuk lolos ke perempat final, tim putri Indonesia harus bisa finish di posisi dua teratas. Di atas kertas, Indonesia seharusnya bisa. Indonesia jadi favorit bersama Jepang.

Memang, harus diakui, bulu tangkis Jerman dan Prancis memperlihatkan kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti Jerman punya tunggal putri Yvonne Li (23 tahun) yang rutin tampil di turnamen BWF World Tour dan kini menempati ranking 23. Prancis punya tunggal putri kelahiran China, Qi Xuefei (29 tahun) yang kini ada di ranking 41. Juga pemain ganda Delphine Delrue (22 tahun).

Namun, untuk kejuaraan beregu seperti Piala Uber yang mempertandingkan tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda, kekuatan mereka belum merata. 

Sementara kekuatan Indonesia kini cukup merata. Di nomor tunggal, selain Gregoria Mariska yang sudah punya jam terbang cukup, ada Putri KW dan Ester Nurumi.

Dua nama terakhir sudah tampil di Piala Sudirman pekan lalu. Meski gagal menyumbang poin saat melawan Denmark dan Kanada, tetapi setidaknya itu memberikan pengalaman kepada mereka. Keduanya bakal tampil lebih percaya diri di Piala Uber.

Ribka Sugiarto dan Siti Fadia Silva, pemain muda yang jadi harapan Indonesia di Piala Uber 2020/Badminton Photo
Ribka Sugiarto dan Siti Fadia Silva, pemain muda yang jadi harapan Indonesia di Piala Uber 2020/Badminton Photo

Lalu di sektor ganda, selain Greysia Polii/Apriani yang bakal diandalkan sebagai pengeruk poin kemenangan, masih ada Siti Fadia Silva/Ribka Sugiarto. Mereka tampil di Piala Sudirman dan meraih kemenangan melawan ganda Rusia.

Untuk lolos ke perempat final, kuncinya ada di pertandingan pertama melawan Jerman pada Sabtu (9/10). Dua hari kemudian melawan Prancis (11/9). Lantas bertemu Jepang di pertandingan terakhir (12/9).

Jadwal tersebut bisa dibilang cukup menguntungkan bagi Indonesia. Sebab, Indonesia terhindar dari pertemuan dini dengan Jepang.

Bila menang atas Jerman dan Prancis, tim Indonesia sudah pasti lolos ke perempat final. Bila begitu, pertemuan melawan Jepang hanya akan jadi 'formalitas' perebutan juara grup.

Semoga anak-anak muda dari penjuru nusantara itu bisa bermain lepas dan menunjukkan potensi terbaik mereka demi membawa tim putri Indonesia melangkah jauh di Piala Uber 2020.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun