Hanya Greysia Polii (34 tahun), Apriyani Rahayu (23 tahun) dan Gregoria Mariska Tunjung (22 tahun) yang merupakan 'alumni' Piala Uber 2018. Selebihnya bakal melakoni debut di Piala Uber.
Menariknya, anak-anak muda itu mencerminkan karakter Indonesia yang heterogen. Mereka berasal dari berbagai kota dan daerah di penjuru nusantara.
Merujuk pada makna di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nusantara merupakan sebutan bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Ada nama Putri Syaikah (20 tahun) remaja asal Padang, Sumatera Barat yang bermain di ganda putri bersama Nita Violina (20 tahun), gadis asal Majalengka, Jawa Barat. Lalu ada pasangan Siti Fadia (20 tahun) asal Bogor yang berpasangan dengan Ribka Sugiarto (21 tahun) dari Karanganyar, Jawa Tengah.
Sementara di sektor tunggal ada Putri Kusumawardani (19 tahun), remaja asal Tangerang, Banten, hingga Ester Nurumi Tri Wardoyo, gadis 16 tahun yang kelahiran Jayapura, Papua.
Memang, anak-anak muda itu masih minim pengalaman. Bahkan, mayoritas dari mereka baru kali ini merasakan pengalaman tampil di kejuaraan beregu.
Namun, mereka punya potensi. Mereka juga punya semangat. Mereka ingin membuktikan memang layak membela Indonesia di ajang bergengsi sekelas Piala Uber.
Dengan suntikan motivasi dari Greysia Polii, pemain paling senior, kapten, dan juga peraih medali emas Olimpiade 2020, anak-anak muda itu bisa tampil mengejutkan.
Tim putri Indonesia ada di Grup A, bersaing dengan juara bertahan
Bicara peluang, tentu tidak lepas dari siapa saja lawan-lawan Indonesia di Piala Uber 2020.
Sampeyan (Anda) mungkin sudah mengetahui bahwa tim putri Indonesia ada di Grup A bersama juara bertahan Jepang serta dua tim Eropa, Prancis, dan Jerman.