Lukaku pernah bermain di Chelsea di musim 2011/12 pada usia 18 tahun. Itu pengalaman pertamanya bermain di luar negeri. Bila ada anak muda usia belasan tahun bermain di klub setenar Chelsea, tentu dia bukan pemuda sembarangan.
Dia memang talenta Belgia paling menjanjikan saat itu. Dia meraih penghargaan Belgian Sportman Promising Talent of the Year 209 dan Belgian Silver Shoe 2010.
Namun, predikat potensi menjanjikan itu tidak membuatnya langsung bisa masuk tim utama di Chelsea. Lukaku lebih banyak main di tim reserves. Di musim itu, dia hanya main 8 kali di Premier League tanpa mencetak gol.
Di musim 2012/13, Lukaku lantas dipinjamkan ke West Bromwich Albion. Bermain di klub biasa dan dipercaya, membuatnya 'meledak'. Dia main 35 kali dan mencetak 17 gol.
Toh, penampilan apik itu tidak membuat Chelsea lantas kesengsem.
Dia memang sempat balik ke Chelsea di musim 2013/14, tapi hanya main dua kali lantas dipinjamkan ke Everton. Dan, di musim 2014/15, Lukaku direkrut permainan oleh Everton. Dia meninggalkan Chelsea.
Penampilan konsisten selama empat musim di Everton dengan mencetak 68 dari 141 di Liga Inggris membawanya ke Manchester United. Klub pengoleksi gelar terbanyak Premier League ini merekrutnya dengan banderol 75 juta pounds.
Toh, dua musim di MU, mencetak 28 gol dari 66 penampilan, bukanlah masa indah yang patut dia kenang. Utamanya di musim keduanya saat Ole Gunnar Solskjaer menggantikan Jose Mourinho, Lukaku lebih sering duduk di bangku cadangan.
Karenanya, ketika Inter Milan datang, dia tak ragu menerimanya. Dia menantang dirinya bermain di Italia. Hasilnya, sukses. Duetnya bersama Lautaro Martinez dipuji. Bahkan dibuatkan julukan Lu-La oleh media Italia. Lukaku juga meraih gelar juara.
Lukaku yang sekarang lebih matang
Lalu, setelah kembali ke Chelsea, bisakah Lukaku melanjutkan penampilan apiknya kala bersama Inter ?