Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Drama VAR, Comeback Manis Mourinho, dan Senyum Kecut Allegri

23 Agustus 2021   08:03 Diperbarui: 24 Agustus 2021   03:01 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena julukannya itu, bukan Mourinho namanya bila melakukan hal biasa saja. Seusai pertandingan, normalnya seorang pelatih hanya melakukan jabat tangan. Namun, Mourinho lebih dari itu.

Seusai pertandingan itu, kamera menyoroti Mourinho yang mendekati Vincenzo Italiano, pelatih Fiorentina. Lalu, dia nampak membisikkan sesuatu ke telinga Italiano. Seolah memberikan penghiburan. Itu membuat awak media penasaran sehingga lantas menanyakan hal itu kepada Mou.

"Saya bilang ke Vincenzo Italiano bahwa Fiorentina memiliki pelatih hebat. Italiano pantas mendapat pujian karena timnya bermain sangat baik. Fiorentina bisa menyulitkan tim manapun. Saya berharap yang terbaik untuk Fiorentina meraih hasil bagus musim ini," sebut Mourinho.

Itulah Mourinho. Banyak orang mungkin menyebutnya sudah kehilangan 'daya magisnya' seperti ketika dulu melaiih Porto, Chelsea di periode pertama ataupun saat melatih Inter. Mourinho kini lebih sering disebut sebagai pelatih yang gemar 'memarkir bus' alias bermain bertahan.

Namun, satu hal yang tidak berubah dari Mourinho, dia punya magnet yang bisa menyedot perhatian media. Dia punya kemampuan memberikan pernyataan menarik kepada media. Itu kemampuan yang tidak dimiliki semua pelatih.

Sebagai orang yang pernah bekerja di media, saya senang mendengar statement-statement sedap ala Mourinho. Malah, saya mengandaikan, akan sangat menyenangkan bila bisa mewawancara figur seperti Mourinho. Sebab, akan memuaskan bila pertanyaan kita dibalas dengan jawaban-jawaban yang tidak biasa.

Juve sempat unggul dua gol tapi gagal menang, gol Ronaldo dianulir

Bila Mourinho tertawa lepas di laga perdana, Allegri justru tersenyum kecut di pertandingan come backnya di Liga Italia. Betapa tidak, Juventus yang dalam posisi nyaman untuk memenangi pertandingan, malah gagal meraih poin penuh.

Allegri yang pernah membawa Juve meraih juara Liga Italia lima kali beruntun, membuat keputusan berani dengan mencadangkan Cristiano Ronaldo. Allegri lebih memilih memainkan Paulo Dybala dan Alvaro Morata dalam skema 4-4-2.

Awalnya, pemilihan strategi itu berjalan lancar. Di menit ketiga, Juve sudah unggul lewat Dybala. Lantas, di menit ke-23, Juan Cuadrado berhasil membawa Juve unggul 2-0 usai meneruskan umpan jauh Dybala.

Sampai di sini, komentator pertandingan bahkan menyebut "no ronaldo no problem. Juventus seolah akan menang besar. Dan itu diraih tanpa Ronaldo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun