Veretout, pemain asal Prancis, mencetak gol ketiga Roma di menit ke-79 usai meneruskan umpan Eldor Shomurodov. Oleh Mourinho, pemain asal Uzbekistan ini baru dimainkan di menit ke-69 menggantikan Abraham.
Menang 3-1 di laga perdana di depan tifosi sendiri, jelas menjadi start manis bagi AS Roma. Itu juga menjadi kemenangan penting bagi Mourinho di laga penanda kembalinya dirinya di Serie A.
Mourinho sebut keputusan wasit sudah tepat
Dalam wawancara dengan DAZN seperti dikutip dari Football Italia, Mourinho menyebut pertandingan melawan Fiorentina itu sebagai "entertaining game". Roma disebutnya bermain bagus, tapi tidak ketika unggul jumlah pemain.
"Kami bermain bagus ketika 11 melawan 11, 10 melawan 10 tapi tidak ketika 11 melawan 10. Kami kehilangan pola. Ketika kami kehilangan Zaniolo, kami kembali mampu mengontrol permainan," sebut Mourinho.
Perihal dua gol Roma yang disahkan setelah melihat ulang tayangan VAR untuk mengecek offside atau tidak, Mourinho menyebut wasit telah membuat keputusan tepat.
"Wasit mengambil setiap keputusan dengan benar. VAR ada untuk melihat setiap kesalahan kecil, yang terkadang bisa menentukan dalam permainan," sambung Mourinho.
Satu hal yang meurut Mourinho patut dibanggakan dari penampilan AS Roma di pertandingan pertama adalah semangat juang untuk menang. Dia juga memuji organisasi pertahanan Roma.
Kepada media, pelatih yang sudah dua kali juara Liga Champions ini juga menyebut Roma punya beberapa opsi di lini penyerangan. Utamanya setelah Tammy dan Shomurodov yang bermain bergantian, keduanya bermain bagus dan membuat assist.
Mourinho menyebut bisa saja memainkan Tammy dan Shomurodov berbarengan. Namun, dia memilih memainkan Pellegrini sebagai 'trequartista' di belakang penyerang.
"Shomurodov bisa bermain di kiri, dia juga bisa menjadi penyerang dengan Tammy. Kami memiliki banyak solusi berbeda," sambung pelatih yang dikenal media dengan sebutan Special One ini.