Pramel diharapkan tampil habis-habisan
Bagi Praven (28 tahun) dan Melati (26 tahun), bertemu Siwei/Yaqiong jelas bukan hasil undian bagus. Sebab, Siwei (24 tahun) dan Yaqiong (27 tahun) lawan yang tangguh. Bahkan sangat tangguh.
Apalagi, Siwei/Yaqiong tampil on fire di Olimpiade 2020. Mereka meraih tiga kemenengan beruntun di fase grup. Semuanya lewat straight game alias dua game langsung.
Mereka mengalahkan ganda Mesir, Adham Elgamal/Doha Hany dengan skor mencolok 21-5, 21-10.
Lalu menang atas ganda terbaik Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek 21-15, 22-20. Lantas, mengalahkan ganda Korea, Seo Seung-jae/Chae Yoo-jung 21-14, 21-17, Senin (26/7).
Pasangan juara dunia 2018 dan 2019 ini seolah mengirimkan pesan jelas kepada para rival, bahwa mereka bersemangat untuk memburu medali emas Olimpiade.
Sebaliknya, Pramel--panggilan badminton lover untuk Praveen/Melati, belum memperlihatkan penampilan ganas di Olimpiade ini.
Mereka susah payah mengalahkan ganda Australia, Simon Leung Gronya Somerville lewat rubber game di pertandingan pertama.
Lalu menang atas ganda Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje dengan skor ketat, 24-22, 21-19. Dan pagi tadi, kalah dari Yuta/Arisa dengan skor cukup jauh, 13-21, 10-21.
Dengan penampilan seperti itu, akan susah bagi Pramel untuk mengimbangi Siwei/Yaqiong. Mereka butuh tampil dalam top form seperti saat menjuarai All England 2020 lalu.
Hal itu juga disadari pelatih ganda campuran, Nova Widianto yang turut mendampingi mereka di Tokyo.