"Jaga imun Mas. Istriku positif Covid. Sekarang aku isolasi mandiri di rumah".
Begitu bunyi pesan WhatsApp yang saya terima dari seorang kawan pada akhir pekan lalu. Selain mengabarkan istrinya positif Covid, dia juga mengingatkan untuk menjaga kesehatan.
Saya mencoba menyemangati dia. Sembari menawarkan diri untuk membantu yang bisa dibantu. Seperti mengirimkan makanan yang disuka oleh anak-anaknya.
Dua hari kemudian, hasil tes swab menunjukkan bila dia dan kedua anaknya juga positif. Tertular. Mereka pun menjalani isolasi di tempat yang sudah disiapkan pemerintah setempat.
Di hari-hari awal menjalani isolasi tersebut, saya mencoba untuk tetap berkomunikasi dengan dia. Baik melalui chat WA maupun WA call. Mencoba menyemangati. Bertanya kabar. Hingga menanyakan apa yang bisa dibantu.
Sepanjang obrolan itu, dia juga berpesan agar saya dan keluarga menunda keinginan agar jangan ke tempat ramai. Sebisa mungkin berada di rumah saja.
"Iki varian delta galak banget, mas!," pesan teman saya itu.
Kasus Covid naik lagi
Saya mengamini pesan tersebut. Mengamini bahwa varian baru Covid-19 ini memang lebih galak dari sebelumnya.
Parameter pikiran saya sederhana. Dulu di 'periode pertama' pandemi, tempat tinggal saya masih terbilang kondusif.
Meski, warga di perumahan yang saya tinggali kerjanya di mana-mana dan bertemu banyak orang, tetapi situasi masih 'aman'. Kalaupun ada yang terpapar, palingan satu dua orang.