"Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan kali ya. Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat. Ternyata Mas Kido diambil," ujar Zul yang tampak tegar menjelaskan kondisi putra pertamanya tersebut.
PBSI sampaikan duka mendalam
Kabar meninggalnya Kido menjadi duka mendalam bagi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Saat ini, induk organisasi bulutangkis tanah air itu tengah menyiapkan atlet-atletnya yang akan tampil di Olimpiade Tokyo pada Juli nanti.
Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna menyebut meninggalnya Kido merupakan sebuah kehilangan besar bagi dunia bulutangkis Indonesia yang tengah bersiap menghadapi Olimpiade Tokyo.
"Hari ini keluarga besar bulutangkis Indonesia sangat berduka dengan berpulangnya Markis Kido, pahlawan bulutangkis yang telah berulang kali mengharumkan nama Merah Putih di panggung bulutangkis dunia," ucap Firman dikutip dari badmintonindonesia.org.
Markis Kido merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Pahlawan bulutangkis Indonesia. Berpasangan dengan Hendra Setiawan, Kido pernah meraih semua gelar prestisius.
Kido dan Hendra meraih gelar juara dunia 2007 di Malaysia saat mengalahkan pasangan Korea, Jung JAe-sung/Lee Yong-dae. Setahun kemudian, Kido/Hendra meraih emas Olimpiade di Beijing.
Kala itu, kombinasi Kido yang punya smash dashyat dan ketenangan Hendra di depan net, mengalahkan andalan China, Cai Yun/Fu Haifeng di final.
Lantas, di 2010, Kido dan Hendra meraih medali emas Asian Games dengan mengalahkan ganda Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.
Pendek kata, dengan segala prestasi yang ia sudah torehkan untuk Merah-Putih, Kido layak disebut legenda bulutangkis. Oleh karenanya, PBSI berharap tauladan pria kelahiran 11 Agustus 1984 itu menjadi inspirasi para penerusnya.
"Dengan prestasi besar bersama Hendra Setiawan, nama Kido begitu harum di pentas dunia. Semoga suri teladan, semangat juang, prestasi besar, dan etos kerja yang telah ditunjukkan Markis Kido selama ini, bisa menginspirasi para pemain-pemain bulutangkis Indonesia untuk mengikuti jejak almarhum," sambung Firman.