Calhanoglu yang mendampingi Senol Gunes dalam jumpa pers tersebut, menyebut laga melawan Italia akan spesial bagi dirinya.
Dia akan melawan pemain-pemain yang dikenalnya sejak 2017 silam. Pemain-pemain yang hampir setiap pekan bersua dengan dirinya. Termasuk rekan setimnya di Milan, kiper Gianluigi Donnarumma.
"Semua orang tahu betapa kuatnya Italia. Tapi kami juga memiliki pemain-pemain yang bagus. Kami sudah menganalisis kekuatan dan kelemahan mereka. Kami ingin menang," ujarnya.
Yang jelas, Turki sangat siap menghadapi Italia di laga pembuka nanti. Penampilan tim berjuluk The Crescent Stars ini sedang bagus. Faktanya, di enam pertandingan selama tahun 2021 ini, Turki tidak terkalahkan.
Di tiga pertandingan pemanasan terakhir sebelum tampil di Euro 2020, Turki juga mencatat hasil bagus. Mengalahkan Azerbaijan 2-1 (27/5), bermain 0-0 melawan Guinea (31/5) dan menang 2-0 atas Moldova (3/6).
Di laga melawan Moldova, dua gol kemenangan Turki dicetak Burak Yilmaz dan Cengiz Under. Nama pertama layak mendapat perhatian lebih dari pemain-pemain Italia.
Yilmaz memang sudah tidak muda lagi. Usianya sudah 35 tahun. Namun, dia masih ganas. Nyatanya, dia membawa Lille jadi juara Ligue 1 Prancis 2020/21. Yilmaz mencetak 16 gol dalam 28 penampilan bersama Lille.
Bersama Senol Gunes, Turki bisa tampil mengejutkan
Mungkinkah Turki akan bisa membuat kejutan di Euro 2020? Minimal bisa menyamai pencapaian mereka saat jadi semifinalis di Euro 2008 silam?
Bukan tidak mungkin. Apalagi, seperti kata Calhanoglu, Turki kali ini memang punya beberapa pemain bagus di sejumlah posisi penting. Itu nyaris sama dengan situasi di Piala Dunia 2002.
Di sektor pertahanan, di Piala Dunia 2002 silam, Turki punya kiper Rustu Recber dan bek Bulent Korkmaz serta Alpay Ozalan, kini mereka punya Demiral dan Caglar Soyuncu yang bermain di Leicester City.