BAGAIMANA rasanya meraih kesuksesan setelah bertahun-tahun merasakan pahitnya kecewa?
Tanyakan kepada pemain-pemain Inter Milan. Pada Minggu (23/5) kemarin, pemain-pemain Inter Milan akhirnya bisa merasakan nikmatnya menjadi juara. Inter merayakan gelar Scudetto sebagai kampiun Liga Serie A Italia musim 2020/21.
Keberhasilan Inter Milan menjadi juara Serie A Italia ini memunculkan banyak cerita. Tak hanya cerita tentang klub, tapi juga kisah dramatis para pemainnya. Utamanya perihal penantian panjang meraih piala.
Bagi Inter Milan, gelar Scudetto musim 2020/21 ini mengakhiri paceklik gelar mereka selama satu dekade. Termasuk mengakhiri dominasi Juventus yang selalu juara dalam 9 musim terakhir.
Kali terakhir Inter juara Liga Italia terjadi di musim 2009/10 ketika masih dilatih Jose Mourinho. Kala itu, Inter juga juara Coppa Italia dan Liga Champions. Mereka meraih treble winners.
Sepuluh tahun tidak meraih apa-apa bukanlah waktu yang pendek. Bagi tim sekelas Inter, itu periode pahit. Bahkan sangat pahit. Apalagi, paceklik gelar itu justru dimulai setelah tim biru hitam ini tiga gelar dalam semusim.
Tapi, penantian panjang Inter meraih piala itu masih tidak ada apa-apanya dengan kerinduan yang dirasakan beberapa pemainnya.
Handanovic meraih piala pertama setelah 18 tahun
Adalah Samir Handanovic (36 tahun), kiper yang juga kapten Inter Milan ini merindu meraih trofi sejak dirinya memulai karier sebagai pesepak bola profesional.
Handanovic baru bisa merasakan nikmatnya meraih piala di musim ke-18 dalam kariernya. Ya, setelah 18 tahun, baru bisa meraih piala. Entah itu sudah berapa kali purnama.
Handanovic memulai 'pekerjaan' sebagai kiper sejak usianya 19 tahun. Dia mengawalinya di klub Slovenia, Domzale pada tahun 2003 silam.