Toh, cedera pemain memang sebuah keniscayaan yang akan terjadi setelah melakoni musim yang panjang. Toh, Solskjaer masih punya pemain-pemain dengan kualitas sepadan.
Semisal untuk pengganti peran Martial, Solskjaer bisa berharap banyak pada Cavani. Penyerang Uruguay berusia 34 tahun ini masih garang. Di Europa League musim ini, dia mencetak 5 gol dari 8 penampilan. Â
Bersama Emery, Villarreal bukan tim kaleng-kaleng
Meski diunggulkan, laga final nanti tidak lantas menjadi milik Manchester United. Sebab, Villarreal juga punya motivasi yang tidak kalah besar dengan United.
Memang, dalam perjalanan ke final, United pernah menyingkirkan dua klub asal Spanyol. Yakni Real Sociedad di babak 32 besar dan Granada di semifinal. Namun, di level Eropa, Villarreal 'beda kelas' dari kedua tim itu.
Salah satu hal yang membuat Villarreal tidak bisa diremehkan adalah faktor pelatihnya, Unai Emery. Catat, Emery adalah salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah Europa League.
Emery sudah tiga kali juara di ajang ini ketika melatih Sevilla. Tepatnya di tahun 2014, 2015, dan 2016. Dia juga membawa Arsenal ke final Europa League 2019 silam.
Kini, Emery berharap bisa meraih trofi untuk Villarreal. Itu akan menjadi trofi pertama bagi klub berjuluk The Yellow Submarine itu dalam 98 tahun.
"United memang menjadi favorit, tapi kami juga punya sesuatu untuk mengejutkan mereka. Kami telah menganalisis permainan United secara mendalam," sebut Emery.
Villarreal juga memiliki beberapa pemain berbahaya. Di lini serang, mereka punya Carlos Bacca yang pernah bermain di AC Milan. Juga Paco Alcacer yang sempat bermain di Borussia Dortmund.
Plus Gerrard Moreno yang musim ini on fire dengan mencetak 29 gol dari 45 penampilan di semua ajang. Pemain berusia 29 tahun ini masuk dalam tim Spanyol di Euro 2020.
Di lini belakang, Villarreal punya Raul Albiol dan Pau Torres. Nama terakhir juga masuk skuad Spanyol untuk Euro tahun ini. Usianya 24 tahun. Tapi sudah digadang-gadang bakal jadi pemain hebat seperti Sergio Ramos.