Ketika pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (juara dunia junior 209 dan menjadi unggulan 2) yang diandalkan ternyata kandas di perempat fnal, Indonesia ternyata tidak kehilangan harapan. Sebab, masih ada pasangan lainnya yang juga punya kualitas oke.
Pasangan Sabar/Reza yang belum lama dipasangkan, tampil hebat di semifinal. Mereka mengalahkan pasangan gado-gado Eropa, Adam Hall (Skotlandia) dan Frederik Sogaard (Denmark) lewat rubber game, 21-19, 13-21, 21-14. Sebelumnya, di babak perempat final, pasangan Hall/Sogaard inilah yang mengalahkan Leo/Daniel.
Ganda putra Indonesia "meledak" di Spanyol, taklukkan para unggulan
Memang, di Spain Masters, beberapa ganda putra top dunia tidak ikut tampil. Tidak ada pasangan dari Jepang, China, dan juga Malaysia.
Toh, bukan berarti lawan-lawan yang dihadapi anak-anak muda Indonesia itu mudah.
Pramudya/Yeremia melaju ke final setelah melewati jalan terjal. Mereka bertemu beberapa unggulan yang semuanya bisa mereka kalahkan.
Di perempat final, Pramudya, anak muda kelahiran Sukabumi yang baru berusia 20 tahun dan Yeremia, pemuda kelahiran Jakarta yang kini berusia 21 tahun, bersua unggulan 1 asal Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Astrup (29 tahun) dan Rasmussen (32 tahun) punya pengalaman panjang. Mereka telah meraih banyak gelar di BWF World Tour Open. Mereka pernah juara China Open Super 1000 di tahun 2018. Juga juara Eropa 2018.
Mereka juga juara bertahan di Spain Masters (juara 2020) dan tahun ini meraih gelar di Swiss Open. Toh, itu semua tidak membuat Pramudya/Yeremia jadi insecure.
PraYer, begitu netizen memberikan julukan untuk pasangan ini, mengalahkan ganda senior Denmark itu lewat rubber game 21-17, 15-21, 21-11. Lantas, di semifinal mengalahkan ganda Prancis unggulan 4, Christo Popov/Toma Junior Popov.
Dalam wawancara dengan Badminton Indonesia, Yeremia yang mempersembahkan gelar ini sebagai kado untuk ayahnya yang berulang tahun pada 20 Mei lalu, membeberkan rahasia kemenangannya di Spanyol.