Rabu (14/4) kemarin, laga di luar harapan juga terjadi ketika PSG menjamu Bayern Munchen. Banyak orang mengira laga itu bakal menyenangkan ditonton. Bakal terjadi jual beli gol.
Bayern yang kalah 2-3 di leg I tetapi bisa menciptakan 31 peluang, dikira bakal tampil ganas di Paris. Sementara PSG tentu tidak akan melewatkan peluang membalas kepedihan kalah di final 2020 lalu.
Yang terjadi, laga itu berjalan 'sepi-sepi saja'. Banyak peluang terbuang. Banyak serangan kandas sebelum waktunya. Bayern ungugl 0-1 tetapi tersingkir karena aturan gol away.
Meski agregat sama 3-3, PSG yang berhak lolos ke semifinal karena bisa mencetak 2 gol di markas lawan. Lebih banyak dari Bayern.
Di waktu bersamaan, Chelsea juga kalah 0-1 di kandang sendiri dari Porto. Namun, kemenangan 2-0 di markas Porto pada leg I pekan lalu, cukup untuk membawa The Blues ke semifinal.
Apapun cerita yang terjadi di perempat final, itu sudah berlalu. Kini, empat tim semifinalis bersiap menatap laga semifinal yang akan digelar pada 27-28 April dan 4-5 Mei.
Sesuai jalur semifinal yang sudah ditentukan, PSG bertemu Manchester City dan Real Madrid bertemu Chelsea. Di pertandingan leg I dua pekan mendatang, PSG dan Real Madrid akan lebih dulu menjadi tuan rumah.
Ada beberapa cerita menarik dari duel semifinal tersebut. Pun, dari potret semifinal tersebut, kita bisa membayangkan akan seperti final Liga Champions 2021 yang akan digelar di Istanbul, Turki pada 29 Mei mendatang. Apa saja?
Duel Sesama "Tim Sultan"
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Manchester City dan Paris SG bisa sekuat sekarang dikarenakan gelontoran uang dari pengusaha super kaya asal Qatar dan Uni Emirat Arab.
PSG kini dimiliki oleh Qatar Sports Investments dengan Nasser Al-Khelaifi sebagai presiden klub. Karena guyuran duit melimpah dari mereka, PSG bisa mendatangkan pemain mahal sekelas Neymar, Angel Di Maria, dan Keylor Navas.