Nah, bentuk syukur tersebut bisa diwujudkan dengan banyak cara. Bisa dengan berbuat baik pada orang tua, berbagi, tetap bersedekah, dan rajin beribadah.
Suatu ketika, saya didapuk menjadi narasumber talkshow bertema "creative writing" oleh sebuah instansi via Instagram live. Tugas dijalankan. Saya gembira karena beberapa alasan.
Siapa sangka, 'penampilan' saya di acara tersebut ternyata menjadi perantara datangnya 'keajaiban'. Keesokan harinya, saya mendadak ditawari kerja dengan fee yang lebih besar dari kerja menulis bulanan.
Rezeki yang datang tanpa disangka itu mengubah situasi pelik yang saya rasakan selama masa pandemi. Dan memang, mudah saja bagi Yang Maha Mengatur Hidup untuk membalik hidup kita. Dari susah menjadi sebaliknya.
Mengenal Infak.In, Cara Mudah Berinfak Secara Online
Saya merasa tergugah untuk membagikan kisah ini demi menyebarkan semangat untuk bersedekah. Untuk membangun kebiasaan berinfak di bulan Ramadan ini.
Utamanya setelah di awal Ramadan kemarin, saya mengikuti acara zoom meeting launching Infak.In. Dengan bergabung di acara ini, saya berkesempatan mendengar testimoni dan pengalaman dari beberapa narasumber keren.
Ada tiga narasumber. Yakni Agung Wijayanto (Presdir LMI), Hamas Syahid (penghafal Alquran dan aktor), Ustadz Nashiruddin (Dewan Pengawas Syariah perihal infak, manfaatan dan juga caranya yang menyesuaikan zaman.
Ya, berinfak kini menyesuaikan kemajuan zaman. Untuk berinfak, kita tidak harus ke luar rumah. Sebab, kita kini bisa berinfak lewat platform digital.
Dari acara itu, saya dikenalkan dengan Infak.In, platform yang memberikan kemudahan bagi kita untuk berinfak secara online.
Mudah karena kita tinggal masuk ke alamat web. Tidak perlu menginstal aplikasi. Bila sudah membuka web, kita hanya perlu mengisi data diri secara singkat dan jelas serta besaran rupiah yang hendak diinfakkan.