Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Menpora, Liga Champions, dan Sorotan Kinerja Wasit

9 April 2021   09:53 Diperbarui: 9 April 2021   13:29 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kinerja wasit di Piala Menpora 2021 menjadi sorotan. Malam nanti, turnamen pramusim ini akan memulai babak delapan besar alias perempat final/Foto: (KOMPAS.com/Suci Rahayu)

PIALA Menpora dan Liga Champions.

Rasanya sulit untuk mencari benang merah di antara keduanya. Terlepas keduanya masih dalam satu wadah bernama sepak bola.

Lha wong satunya turnamen 'pemanasan' sebelum kompetisi sepak bola yang sesungguhnya kembali digelar. Sementara satunya merupakan kompetisi elit yang diikuti klub-klub top Eropa.

Toh, bila mau dipaksakan, bisa saja ketemu benang merahnya. Nyatanya, di awal gelaran Piala Menpora 2021, beberapa akun Instagram yang rajin mengabarkan berita bola, menyandingkannya dengan Liga Champions. 

Dulu, di awal babak penyisihan Grup A (21/3), ketika Barito Putera yang tertinggal 0-3 dari PSIS Semarang di babak pertama, mampu menyamakan skor 3-3 di babak kedua, orang lantas menyamakannya dengan final Liga Champions 2005.

Mereka lantas teringat ketika Liverpool yang tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama, lantas menyamakan skor jadi 3-3 di babak kedua. Berlebihan? Ah, namanya juga dicocok-cocokkan. Sah-sah saja. 

Atau juga ketika Barito Putera menghadapi Arema FC, yang berakhir untuk kemenangan Barito 2-1. Di laga tersebut, kiper Barito, M.Riyandi tampil hebat. Dia beberapa kali melakukan penyelamatan. Bahkan menggagalkan penalti.

Penggemar bola lantas menyamakan Riyandi dengan kiper top Bayern Munchen, Manuel Neuer. Berlebihan? Anggap saja itu bentuk kerinduan masyarakat kita pada sepak bola setelah setahun tidak ada pertandingan.

Kontroversi wasit di Liga Champions

Tapi yang jelas, ada benang merah antara Piala Menpora 2021 yang mulai malam nanti memeprtandingkan babak perempat final dengan Liga Champions yang sudah melakoni leg pertama perempat final pada tengah pekan ini. Apa itu? Wasit.

Ya, sebuah kebetulan, para wasit yang memimpin pertandingan-pertandingan di fase grup Piala Menpora 2021 dan babak perempat final Liga Champions, sama-sama mendapat sorotan.

Rabu (7/4) kemarin, nama Ovidiu Hategan mendadak jadi sorotan. Wasit asal Rumania berusia 40 tahun ini dianggap membuat keputusan kontroversial ketika memimpin laga perempat final antara Manchester City melawan Borussia Dortmund yang berakhir untuk kemenangan City 2-1.

Hategan disorot setelah menganulir gol pemain muda Dortmund, Jude Bellingham (17 tahun). Di menit ke-36, saat Dortmund tertinggal 0-1, kiper City, Ederson Moraes mengamankan bola yang datang. Mengontrolnya dengan kaki.

Lantas, Bellingham datang 'mencuri' bola yang akan ditendang Ederson. Bola didapatnya. Lalu, dia menggiring bola dan memasukkannya ke gawang yang kosong.

Namun, gol anak muda asal Inggris itu dianulir oleh Hategan. Dia menuip peluit. Wasit menganggap Bellingham lebih dulu melakukan pelanggaran terhadap Ederson.

Padahal, tayangan ulang video menunjukkan sebaliknya. Ederson yang justru menendang kaki Bellingjam. Artinya, seharusnya itu menjadi gol.

Lho, bukankah ada Video Assistant Referee (VAR)? Kenapa nggak dicek?

Masalahnya, Hategan sudah meniup peluitnya. Dia sudah menganulir gol itu. Bila sudah ada keputusan yang dia buat, VAR sudah nggak dianggap.

Momen itu lantas jadi viral di beberapa di media sosial. Media sekelas ESPN melalui Instagramnya, menjadikan momen itu sebagai 'ajang diskusi virtual'.

Ada banyak warganet dunia, utamanya penggemar bola yang menyayangkan keputusan Hategan itu. Apalagi di laga sepenting itu. Sebab, di perempat final yang memberlakukan dua kali laga, home and away, satu gol away jelas akan sangat krusial.

Andai gol Bellingham itu disahkan, bisa jadi hasil laga itu berbeda. Dortmund mungkin bisa memaksa hasil imbang atau bahkan menang. Pendek kata, mereka punya peluang lolos ke semifinal.

"This has to be one of the worst decisions of the season. Bellingham robbed of an iconic Champions League goal at 17, booked in the process & VAR can't overturn it because the wihistle had already been blown," tulis seorang netizen.

Di hari yang sama, di Kota Madrid, wasit yang memimpin laga Real Madrid vs Liverpool, Felix Brych, juga mendapat sorotan.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp menyebut wasit asal Jerman itu membiarkan Sadio Mane yang berkali-kali terjatuh karena pressing pemain Madrid, tanpa pernah meniup peluit tanda pelanggaran. Liverpool kalah 1-3 di laga itu.

"The situation with Sadio, I have to say what the referee did tonight I don't understand. For me that was something personal, because he dealt with the situation with Sadio, which is a clear foul, like it was a dive or something," tegas Klopp dalam wawancara seusai laga seperti dikutip dari Goal.com.

"And from that moment whenever Sadio went down, he couldn't get anything anymore. That's just not right," sambung Klopp.

Kepemimpinan wasit di Piala Menpora 2021 juga jadi sorotan

Sebelumnya, kepemimpinan wasit juga menjadi sorotan di Piala Menpora 2021. Ada beberapa kejadian terkait keputusan wasit yang lantas ramai di media sosial. Dibahas warganet.

Di antaranya pada laga terakhir Grup C antara dua tim asal Jawa Timur, Persik Kediri dan Persela Lamongan pada Rabu (7/4) sore. Warganet menyoroti keputusan wasit yang tidak memberikan penalti kepada Persik Kediri di menit akhir. Laga itu berakhir imbang 2-2.

Beberapa jam kemudian, malamnya, di laga PSS Sleman melawan Persebaya Surabaya, keputusan wasit memberikan penalti untuk Tim 'Elang Jawa'--julukan PSS, juga ramai di media sosial.

Ada yang menilai keputusan penalti untuk PSS yang menjadi satu-satunya gol di laga itu, sudah tepat. Namun, ada yang berpendapat keliru. 

Itu belum keputusan wasit di pertandingan lainnya. Ada gol yang dianulir hingga hanya memberikan kartu kuning untuk beberapa pelanggaran berat, juga menjadi sorotan.

PSSI melalui Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, memaklumi kinerja wasit yang ditunjukkan di Piala Menpora. Dikutip dari Kumparan.com, dia menyebut wasit dan perangkat pertandingan sudah lama tidak memimpin pertandingan imbas adanya pandemi. Karenanya, beberapa dari mereka ada yang masih grogi ketika kembali ke lapangan.

"Kami memaklumi bahwa perangkat atau wasit sudah hampir setahun tidak pernah memimpin pertandingan. Mereka kehilangan kepercayaan diri dan bahkan masih ada yang grogi," tutur Yunus Nusi.

Yunus menegaskan, PSSI tidak tinggal diam. PSSI akan melakukan evaluasi terhadap kinerja wasit menjelang babak delapan besar.

"Kami akan melakukan evaluasi setelah babak penyisihan," sambung dia seperti dikutip dari https://kumparan.com/kumparanbola/pssi-maklumi-kinerja-wasit-di-piala-menpora-masih-ada-yang-grogi-1vV6Y72G1yj/full.

Menariknya, sorotan terhadap wasit di Piala Menpora 2021 itu mendapat perhatian dari wasit legend Indonesia, Jimmy Napitupulu.

Dikutip dari Kumparan, eks wasit yang berlisensi FIFA ini menyebut beberapa pengadil di Piala Menpora masih kurang berani dalam mengambil keputusan. Utamanya untuk menghukum pemain yang melakukan pelanggaran, menyangkut kartu kuning dan kartu merah.

Terkait wasit sudah setahun tidak memimpin pertandingan karena terdampak pandemi, Jimmy menyebut Departemen Wasit sudah melakukan penyegaran kepada wasit yang bertugas di Piala Menpora di Yogyakarta. Dia menyebut performa wasit lebih karena faktor mental.

"Kembali kepada mental dari wasit-wasit, umumnya para wasit takut untuk mengeluarkan keputusan yang sesuai aturan. Di dalam mengeluarkan keputusan-keputusan mereka terlalu banyak pertimbangannya di luar aturan yang berlaku," tutup Jimmy dikutip dari https://kumparan.com/kumparanbola/jimmy-napitupulu-wasit-di-piala-menpora-kurang-berani-1vVpNvi8llb/full.

Wasit memang menjadi bagian tak terpisahkan di sepak bola. Apapun nama pertandingannya. Mau Liga Champions atau Piala Menpora 2021, ada keterlbatan wasit.

Tentu saja, menjadi wasit itu tidak mudah. Sebagai manusia, bisa saja mereka keliru mengambil keputusan dalam sepersekian detik. Keberadaan teknologi seperti VAR juga tidak selalu bisa membantu.

Namun, di sepak bola, kita juga mengenal wasit-wasit yang dikenal tegas ketika memimpin. Wasit-wasit yang ketika membuat keputusan, mendapat respek dari pemain di lapangan.

Di Indonesia, kita mengingat Jimmy Napitupulu. Di level global, orang lawas pasti tidak asing dengan nama wasit asal Italia, Pierlugi Collina yang pernah dianggap wasit terbaik dunia.

Semoga saja, kepemimpinan wasit di Piala Menpora 2021 yang mulai, Jumat (9/4) malam nanti memulai babak perempat final, akan semakin membaik. Begitu juga di laga leg II babak perempat final Liga Champions yang dimainkan tengah pekan depan. Salam bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun