Rabu (7/4) kemarin, nama Ovidiu Hategan mendadak jadi sorotan. Wasit asal Rumania berusia 40 tahun ini dianggap membuat keputusan kontroversial ketika memimpin laga perempat final antara Manchester City melawan Borussia Dortmund yang berakhir untuk kemenangan City 2-1.
Hategan disorot setelah menganulir gol pemain muda Dortmund, Jude Bellingham (17 tahun). Di menit ke-36, saat Dortmund tertinggal 0-1, kiper City, Ederson Moraes mengamankan bola yang datang. Mengontrolnya dengan kaki.
Lantas, Bellingham datang 'mencuri' bola yang akan ditendang Ederson. Bola didapatnya. Lalu, dia menggiring bola dan memasukkannya ke gawang yang kosong.
Namun, gol anak muda asal Inggris itu dianulir oleh Hategan. Dia menuip peluit. Wasit menganggap Bellingham lebih dulu melakukan pelanggaran terhadap Ederson.
Padahal, tayangan ulang video menunjukkan sebaliknya. Ederson yang justru menendang kaki Bellingjam. Artinya, seharusnya itu menjadi gol.
Lho, bukankah ada Video Assistant Referee (VAR)? Kenapa nggak dicek?
Masalahnya, Hategan sudah meniup peluitnya. Dia sudah menganulir gol itu. Bila sudah ada keputusan yang dia buat, VAR sudah nggak dianggap.
Momen itu lantas jadi viral di beberapa di media sosial. Media sekelas ESPN melalui Instagramnya, menjadikan momen itu sebagai 'ajang diskusi virtual'.
Ada banyak warganet dunia, utamanya penggemar bola yang menyayangkan keputusan Hategan itu. Apalagi di laga sepenting itu. Sebab, di perempat final yang memberlakukan dua kali laga, home and away, satu gol away jelas akan sangat krusial.
Andai gol Bellingham itu disahkan, bisa jadi hasil laga itu berbeda. Dortmund mungkin bisa memaksa hasil imbang atau bahkan menang. Pendek kata, mereka punya peluang lolos ke semifinal.
"This has to be one of the worst decisions of the season. Bellingham robbed of an iconic Champions League goal at 17, booked in the process & VAR can't overturn it because the wihistle had already been blown," tulis seorang netizen.